Mahasiswa Gelar Dialog Kebangsaan, “Suara Milenial, untuk Milenial”

Akademisi Unisma Bekasi Dila Novita memaparkan dalam dialog kebangsaan milenial jangan pesimis walaupun kekuasaan dikuasai oleh oligarki.

“Milenial cenderung melek teknologi menerima perbedaan, senang berekspresi dan tidak mau ketinggalan tren, bagimana perserta pemilu harus membuat menarik masagenya dilevel mereka, aprori apatis walaupun alergi politik, nyinyir bosen dengan politik basa basi, mau turun dengan idelisme yang dimiliki,” ungkap Novita.

Lebih lanjutnya ia menjelaskan, dengan jumlah penduduk Indonesia 204,8 juta sedangkan 56,4 persen pemilih muda, dan juga harus melihat kepastian janji pemimpin yang akan dipilih.

“Apakah mau datang ke TPS,? Belum banyak yang tahu tanggal pemilu harus terus dikampanyekan sehingga generasi milenial tahu tanggal pemilu, karakter pemilih kelompok milenial menginginkan jujur tidak korupsi. Rekam jejak penting butuh informasi berprestasi, dipublish isu kesejahteraan masyarakat, bukan janji tapi kepastian sehingga para milenial akan memilih caleg tersebut,” pungkasnya.

Komentar