Airlangga Minta Warga RI Tahan Impor Barang Konsumsi, Kenapa?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian meminta agar masyarakat Indonesia menahan impor barang konsumsi di tengah gejolak nilai tukar rupiah yang disebabkan oleh sentimen geopolitik di Timur Tengah.

Airlangga menilai pembelian dolar saat harganya sedang tinggi tidaklah merupakan keputusan yang bijaksana, meskipun pergerakan ini masih dapat dikendalikan. Saat ini, nilai tukar rupiah berada di sekitar Rp 16.170 per dolar AS.

“Relatif terkendali, namun kita minta kalau impor konsumtif ditahan-tahan dulu lah dalam situasi begini,” kata Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (18/4/2024).

Meskipun demikian, Airlangga menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk khawatir terhadap pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini.

“Terkait kurs kita monitor dulu karena kurs ini kan bukan sesuatu yang kita harus respons daily bases dan kita lihat cadangan devisa di BI masih besar jadi tidak ada yang perlu kita khawatirkan,” jelasnya.

“Turunnya Indonesia tidak sedalam yang lain jadi kita walau turun di atas China, Thailand maupun Malaysia,” tambahnya.

Pelemahan rupiah ini dipicu oleh situasi global yang semakin memburuk, terutama dari Amerika Serikat. Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi belum mencapai target yang diinginkan oleh bank sentral, yaitu sekitar 2%.

Ketidakpastian di pasar keuangan juga dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah, yang berpotensi meningkatkan ketidakpastian global sehingga investor cenderung untuk menahan diri atau memilih aset aman sebagai tempat investasi mereka.

Komentar