Genjot Pengolahan Pasir Kuarsa, RI Punya Target Bangun Pembangkit Surya Hingga 400 GW

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pembangunan industri pengolahan dan pemurnian (smelter) pasir kuarsa/silika cukup penting. Utamanya guna mendukung ketersediaan bahan baku komponen panel surya di dalam negeri.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan saat ini pemerintah tengah mengkaji kebutuhan pasir kuarsa untuk bahan baku komponen panel surya. Pasalnya, ke depan RI mempunyai target kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 400 Gigawatt (GW) di tahun 2060.

“Kita itung misalnya 1 meter persegi solar pv memakai berapa kilo sebagai silika sampai kemudian di convert, nah Indonesia kan tadi dibilang punya rencana sampai 2060 300-400 GW, nah cukup apa enggak,” ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (4/8/2023).

Oleh sebab itu, menurut Arifin fasilitas pengolahan dan pemurnian pasir kuarsa di dalam negeri harus digenjot lebih masif. Mengingat akan ada nilai tambah yang dihasilkan dari kegiatan itu.

“Tapi yang pertama kita harus upayakan bangun dulu manufacturing facilitiesnya, tapi kan skrg ini kita juga pasir sekilo berapa? murah kan? kalau bikin solar pv itu berapa, mahal kan, nah itu yang harus kita pertimbangkan ke depan,” tambahnya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara tegas mengatakan akan melarang kegiatan ekspor pasir silika atau pasir kuarsa.

Menurut Jokowi dalam perhitungan pemerintahannya, pasir silika atau kuarsa rupanya memiliki sebanyak 60 ribu turunan yang memiliki nilai tambah.

“2027 ekosistem EV harus tuntas. Semua hilirisasi termasuk pasir silika juga akan kita larang ekspor. Kalau pasir silika ini saya sudah hitung turunannya ada 60 ribu, ada nilai tambah yang besar,” ungkap Jokowi di Istana Negara beberapa waktu lalu.

Komentar