Duh Lord, Prancis Lockdown Paris Sebulan

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Pemerintah Prancis memberlakukan aturan penguncian (lockdown) selama sebulan di Kota Paris dan beberapa wilayah bagian utara. Pilihan ini dilakukan Presiden Emmanuel Macron setelah tersendatnya peluncuran vaksin dan penyebaran varian baru corona yang lebih menular.

Perdana menteri Jean Castex mengatakan Prancis sedang berada dalam gelombang ketiga pandemi, dengan varian corona Inggris mencakup sekitar 75% kasus. Bangsal perawatan intensif berada di bawah tekanan yang parah, terutama di Paris yang tingkat insiden melebihi 400 infeksi di setiap 100.000 penduduk.

“Epidemi semakin parah. Tanggung jawab kami sekarang adalah tidak membiarkannya lepas dari kendali kami, “kata Castex dalam konferensi pers, dilansir dari Reuters.

“Empat minggu, waktu yang dibutuhkan agar langkah-langkah tersebut menghasilkan dampak yang cukup. (Ini) waktu yang kita butuhkan untuk mencapai ambang batas dalam vaksinasi yang paling rentan,” lanjutnya, menambahkan sekarang adalah waktunya untuk memperketat pembatasan.

Penguncian akan dimulai mulai Jumat (19/3/2021) tengah malam di 16 wilayah yang paling terpukul di Prancis, kecuali satu di Mediterania, yang membentuk koridor dari kota pelabuhan Calais di utara Channel ke ibu kota.

Nantinya tukang cukur, toko pakaian, dan toko furniture harus tutup. Meskipun begitu, toko buku dan toko lain yang menjual barang-barang penting tetap buka.

Sekolah akan tetap buka dan orang akan diizinkan berolahraga di luar ruangan dalam radius 10 km (6,2 mil) dari rumah mereka. Bepergian keluar dari area yang paling parah terkena dampak tidak akan diizinkan tanpa alasan yang kuat.

“Pergilah ke luar ruangan, tetapi jangan berpesta dengan teman-teman,” kata Castex.

Jam malam nasional yang diberlakukan sejak pertengahan Desember 2020 juga tetap berlaku, meskipun akan dimulai satu jam kemudian, pada pukul 7 malam. Sebelumnya, sejak akhir Januari 2021, Macron masih menentang seruan para ilmuwan dan beberapa orang di pemerintahannya untuk memberlakukan lockdown negara.

Macron masih ingin membuka ekonomi terbesar kedua di zona euro meski pandemi masih berkecamuk. Wilayah Paris sendiri adalah rumah bagi hampir seperlima populasi dan menyumbang 30% aktivitas ekonomi.

Namun, Macron harus mengikuti keadaan saat Prancis dan negara-negara Eropa lainnya menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca. Kini Prancis memiliki lebih dari 4,1 juta kasus infeksi, dengan 91.679 kasus kematian, dan 278.263 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.

(cnbc)

Komentar