Anggaran 2022 Turun, Nadiem Mengaku Biasa Berhemat

JurnalPatroliNews – Jakarta, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim tak mau mempermasalahkan pagu anggaran kementeriannya yang turun pada 2022. Nadiem mengaku terbiasa berhemat dalam setahun terakhir.

Selama pandemi, katanya, Kemendikbudristek telah melakukan sejumlah upaya penghematan sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan langkah itu akan terus ia pertahankan.

“Kemendikbudristek sesuai arahan Presiden akan terus beroperasi dengan berbagai macam efisiensi seperti hybrid, bekerja dari rumah dan juga dari kantor, di mana kita, dari satu tahun ke belakang ini mengalami penghematan yang luar biasa,” kata Nadiem, dalam dapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Kamis (3/6).

Nadiem menyebut pemerintah telah menetapkan batas tertinggi atau pagu anggaran Kemendikbudristek sebesar Rp73,08 triliun pada 2022. Jumlah itu turun dari pagu anggaran pada 2021, yakni Rp81,5 triliun.

Dari pagu anggaran 2022 sebesar Rp73,08 T, Nadiem menyebut sebesar Rp17,74 T digunakan untuk anggaran operasional seperti gaji pegawai, tunjangan, dan lain-lain. Kemudian sebesar Rp41,77 triliun untuk anggaran non-operasional.

Dari anggaran non-operasional, ia merinci ada sejumlah program yang tetap harus ia lanjutkan, seperti Program Indonesia Pintar untuk 17,9 juta siswa, Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP) termasuk ADIK yang menargetkan lebih dari 800 ribu mahasiswa, serta tunjangan guru non-PNS dengan target sasaran di atas 400 ribu guru.

Selain itu, ada Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan Bantuan Pendanaan PTN Badan Hukum (BPPTN-BH) Pendidikan Tinggi untuk 75 PTN, BOPTN vokasi untuk 43 PTN.

“Ada satu lagi bagian, satu kelompok yang sedikit lebih kecil tapi juga suatu hal yang sifatnya wajib karena pelaksanaan itu dilanjutkan adalah yang namanya disebut ongoing sekolah-sekolah kita di luar negeri,” kata dia.

“Dan juga beasiswa-beasiswa yang sedang berjalan, yang diberikan dalam Kemendikbudristek. Jadi itu masih harus dilanjutkan. Kita tidak bisa memberhentikan mereka di tengah-tengah,” sambungnya.

Dengan Rp41,77 triliun untuk anggaran non-operasional, Nadiem tak menampik bahwa itu adalah tantangan bagi Kemendikbudristek. Meski demikian, ia berkomitmen untuk tetap melanjutkan semua program di bawah Kemendikbudristek akan terus berjalan.

“Ini adalah suatu tantangan besar bagi kami, tapi harapan kami adalah kami bisa melakukan yang terbaik walaupun dengan berbagai macam batasan tersebut,” kata dia.

(cnn)

Komentar