Benarkah Terbentur Politik Jatah! Ini Komentar Dahlan Iskan Soal Ekonomi Indonesia Minus 5,23%

JurnalPatroliNews-Jakarta – Eks Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebut Indonesia sulit menciptakan terobosan baru karena terbentur soal jatah kursi pemerintahan untuk partai politik (parpol). Menurutnya, soal permintaan jatah kekuasaan ini ada di segala bidang.

“Bisakah kita bicara terobosan baru? Kalau selama ini kita sulit menemukan terobosan lama? Terobosan baru sering terbentur soal politik. Yakni politik jatah. Di segala bidang,” kata Dahlan dikutip dari disway.id, Jumat (7/8/2020).

Padahal menurutnya memegang kekuasaan sekarang ini sangat tidak relevan terlebih jika tidak memiliki kreativitas yang bisa menciptakan terobosan baru.

“Sekarang ini, bicara politik begitu tidak relevannya. Apalagi kalau masih ada partai yang menuntut jatah porsi kekuasaan. Untuk apa kekuasaan? Begitu tidak relevannya memegang kekuasaan sekarang ini. Apalagi kalau tidak memiliki kreativitas yang bisa menerobos kebuntuan. Sampai tiga tahun ke depan kekuasaan hanyalah drum minyak yang kehilangan minyaknya,” ucapnya.

Awalnya Dahlan Iskan berkomentar soal ekonomi Indonesia yang minus 5,23% di kuartal II-2020. Dia berpendapat sebenarnya masih ada sektor yang bisa tumbuh dan dikembangkan seperti sektor pertanian. Untuk diketahui, sektor pertanian masih mencatatkan pertumbuhan 16,24% pada kuartal II-2020, sedangkan dibanding tahun lalu tumbuh 2,19%.

“Pertanian adalah sektor yang masih tumbuh di atas 5%. Berarti sektor inilah yang bisa diandalkan. Dengan cara biasa-biasa saja masih bisa tumbuh di atas 5%. Sejak lama saya ingin agar sektor pertanian terus digenjot. Sektor ini masih punya ruang untuk tumbuh,” pintanya.

Namun, Dahlan mempertanyakan apakah tidak ada dari pemerintah yang mau mengedepankan anggaran untuk sektor tersebut. Dia ingin agar sektor pertanian terus digenjot karena masih punya ruang untuk tumbuh dan menjadi andalan Indonesia.

“Jelaslah bahwa pertanian, peternakan, dan perikanan adalah modal yang masih bisa kita andalkan. Tapi adakah kekuasaan bisa dipakai untuk merombak struktur dan anggaran negara demi tiga andalan kita itu? Katakanlah jawabannya: tidak bisa. Maka kian tidak relevan lagi kekuasaan itu di mata zaman dan di mata rakyatnya,” ucap Dahlan Iskan. (lk/*)

Komentar