JNE Dituduh Terafiliasi Ormas-Dukung Teroris, Hotman: Silakan Buktikan!

JurnalPatroliNews, Jakarta – Kuasa hukum JNE, Hotman Paris, menyebut tuduhan yang saat ini viral di media sosial terhadap JNE merupakan fitnah. Hotman pun membuka kesempatan kepada pihak-pihak yang bisa membuktikan bahwa JNE terafiliasi dengan ormas ataupun terlibat mendanai terorisme.

“Kita jelaskan ke publik fakta sebenarnya. Baru, kalau masih ada yang kurang ajar dan masih ada fitnah, baru kita tindak secara hukum. Honor saya masih tanggung, masih menunggu. Jadi memang ada keseriusan,” kata Hotman saat konferensi pers di Jetski Cafe, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (16/12/2020).

Hotman menyebut tuduhan yang beredar saat ini di media sosial terhadap JNE sangat kejam. Dia pun mempersilakan jika ada pihak yang bisa membuktikan tuduhan tersebut.

“Kita lihat dulu, karena serangan dari viral-viral itu sangat kejam, orang bisa percaya. Sekarang saya kasih kesempatan, adakah dari kalian yang bisa buktikan bahwa (JNE) ada kaitannya dengan teroris? Adakah yang bisa buktikan bahwa mereka ada hubungan dengan Haikal Hassan dan Hanny Kristiyanto? Kalau ada, sekaranglah buktikan,” tegasnya.

“Coba kalau ada, silakan buktikan bahwa direksi JNE ada kaitan dengan terorisme atau aliran keras atau ormas ataupun kaitan dengan Haikal atau Hanny Kristiyanto. Ada-nggak kaitannya, ada nggak buktinya? Inilah kesempatan terbuka, silakan. Dosa kalau terus terusan menghina. Kalau ada, silakan maju,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, CEO JNE Mohammad Feriadi membantah tuduhan-tuduhan yang menyebut JNE berafiliasi dengan ormas hingga mendanai teroris. Feriadi menegaskan JNE tidak pernah berafiliasi dengan kelompok mana pun.

“Saya ingin tegaskan JNE adalah organisasi netral, tidak berafiliasi kepada kelompok, organisasi, atau individu apa pun,” kata Feriadi.

Feriadi pun menjawab dengan tegas saat ditanya Hotman, apakah JNE pernah berafiliasi dengan ormas. Feriadi pun berani bersumpah.

“Berani demi Allah, JNE organisasi netral, JNE tak afiliasi dengan kelompok atau perorangan mana pun, JNE hanya ingin berbisnis dengan keberkahan,” ucap Feriadi.

Kemudian Feriadi juga menjelaskan adanya upaya-upaya persaingan bisnis yang tidak sehat di balik ‘serangan’ ke JNE. Dia mengaitkannya dengan Harbolnas pada 12 Desember lalu.

“Kami lihat itu memanfaatkan momen suhu politik yang memanas. Tapi perlu saya sampaikan bulan Desember pada tanggal yaitu pada 12/12, perusahaan logistik akan tinggi-tingginya itu, karena pada tanggal itu ada Harbolnas, maka banyak bisnis online promosi. Kami duga ini ada kaitan persaingan usaha tidak sehat,” ujarnya.

(dtk)

Komentar