“Gunung Awu memiliki sejarah erupsi interval antara 1 hingga 100 tahu,” terang Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani.
“Pada erupsi terakhir yang terjadi pada Juni 2004 lalu, menimbulkan kolom erupsi setinggi 2 kilometer di atas puncak dan menyisakan kubah lava di dalam kawah dengan diameter 370 meter dan tinggi 30 meter,” sambungnya.
Ia menhelaskan, secara historis termasuk gunung api yang paling banyak mengakibatkan korban jiwa di antara gunung api lainnya di Sulawesi Utara dan paling mematikan keempat di Indonesia dengan korban setidaknya 5.301 jiwa.
Andiani mengatakan pihaknya telah mengirim surat evaluasi terhadap status Gunung Awu berikut potensi bahayanya kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bupati Kepulauan Sangihe, dan Gubernur Sulawesi Utara.
Komentar