Perusahaan AS Mundur Dari Konsorsium Proyek Hilirisasi Batu Bara, Ini Respon Menteri Jokowi!

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Air Products and Chemicals Inc, perusahaan Petrokimia asal Amerika Serikat (AS), akhirnya memutuskan untuk hengkang dari proyek konsorsium Hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Indonesia.

Proyek Hilirisasi menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional, yang diharapkan bisa menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Ini merupakan salah satu proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Terkait hal ini, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara, ikut angkat bicara.

Luhut mengatakan, saat ini, Pemerintah sedang melakukan pembahasan penting mengenai kelanjutan program Hilirisasi batu bara Indonesia.

“Saya rasa masih harus ada beberapa (pembahasan) teknis yang harus diselesaikan. Kita lihat lagi nanti (terkait penggantinya),” katanya.

Sementara itu, Erick Thohir mempertanyakan, apa yang menjadi penyebab mundurnya perusahaan AS itu.

Ia menyatakan, hengkangnya Air Products Inc tersebut, harus dikaji lagi dari sisi Konsorsium, Industri, dan aturan yang memayungi hilirisasi batu bara di Indonesia.

“Itu permasalahan di kami atau di mana? Air products itu mundur karena apa? Karena Pertaminanya, atau karena industrinya berubah, atau karena aturannya belum punya payung. Nah itu mungkin dicek dulu,” sebut Erick, Minggu (2/4/23).

Selain itu, Erick belum bisa menyebutkan investor yang nantinya akan menggantikan Air Products, yang mundur dari konsorsium tersebut.

Disisi lain, Triharyo Soesilo, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi, menjelaskan, alasan hengkangnya Air Products karena berbagai macam hal. Diantaranya, karena DME baru pertama kali ada di Indonesia.

“Sementara Air Products di Amerika Serikat (AS), Joe Biden banyak memberikan insentif yang mendorong transisi energi investment, jadi mungkin dia tidak bisa menunggu terlalu lama ya,” jelas Triharyo, di Menara Danareksa, beberapa waktu yang lalu.

Triharyo menyebut, belum ada partner pengganti PTBA dan Pertamina setelah hengkangnya Air Products itu.

“Belum ada, sampai sekarang belum ada yang berminat,” pungkasnya.

Komentar