Program Pensiun Dini Ditengah Pandemi, Garuda Indonesia Bakal Kurangi Karyawan Lantaran Punya Utang Rp70 T

JurnalPatroliNews – Jakarta, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dikabarkan akan mengurangi pegawai karena bisnis perusahaan tertekan pandemi covid-19.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkap dalam sebuah rekaman yang ditujukan untuk jajaran karyawan bahwa perusahaan sudah tidak ada pilihan lain.

“Tidak ada pilihan buat kami untuk eksekusi dan menjalankan yang tidak kami sukai dan hindari selama berbulan-bulan ini yakni upaya mengurangi pegawai,” ujarnya dalam rekaman yang diterima rekan media, Senin (24/5).

Irfan memaparkan salah satu yang akan dilakukan adalah program pensiun dini. Program ini menurutnya bisa diikuti oleh semua karyawan.

“Program pensiun dipercepat karena berapa pun usia anda, anda eligible untuk ikut. Program itu akan dibuka hari ini 19 Mei hingga 19 Juni mendatang,” paparnya.

Irfan memaparkan semua kewajiban perusahaan seperti dalam aturan perusahaan akan dibayarkan kepada karyawan yang mengambil pensiun dini.

Beberapa perhitungan yang akan didapatkan oleh karyawan seperti pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang pengganti hak dan tiket konsesi. Irfan pun memaparkan akan menambahkan dua kali penghasilan bulanan dan kompensasi sisa cuti ditambah tunjangan tengah tahun 2020 dan 2021.

Dia pun menjanjikan akan membayar penghasilan yang selama ini masih tertunda.

“Namun, bagi mereka yang tidak akan mengambil program ini maka tidak akan dibayarkan terlebih dahulu karena kondisi cash perusahaan mengkhawatirkan,” tegas Irfan.

Langkah pengurangan karyawan ini sejalan dengan pengurangan armada pesawat menjadi 70 dari sekitar 140-an pesawat.

Irfan mengungkap saat ini utang perusahaan sudah mencapai Rp70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya. Pertambahan utang ini karena pendapatan perusahaan tidak bisa menutup pengeluaran. Irfan memproyeksikan pendapatan Mei 2021 hanya sekitar US$56 juta.

Sedangkan pengeluaran masih ada sewa pesawat US$56 juta, maintenance US$20 juta, avtur US$20 juta, pegawai US$20 juta.

“Secara cash sudah negatif. Secara modal sudah minus Rp41 triliun,” pungkas Irfan.

Terkait pengurangan armada, rekan media sudah mencoba menghubungi Irfan, hingga berita ini diturunkan belum mendapatkan respons.

(*/lk/lansir)

Komentar