Setelah Dikritik Jadi Sorotan, Ratusan Miliar Tak Sampai ke Rakyat Meranti, di Mana Uangnya?

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Belanja daerah Kabupaten Kepulauan Meranti kini menjadi sorotan, setelah Bupatinya, Muhammad Adil, mengkritik Kementerian Keuangan soal dana bagi hasil (DBH) migas yang diterima daerahnya tak sebanding dengan produksi minyak Meranti yang ia anggap terus naik.

Kritikan Adil yang sampai menyebut Kementerian Keuangan berisi setan atau iblis itu dibalut dengan pernyataannya yang mengungkapkan bahwa masyarakat Kabupaten Meranti tergolong ke dalam masyarakat miskin ekstrem.

Tapi, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan mencatat, realisasi belanja daerah Kabupaten Meranti ternyata masih minim hingga akhir tahun ini. Padahal, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) yang disalurkan pemerintah sudah hampir 100%.

Dana yang dibelanjakan Pemerintahan Kabupaten Meranti masih sebesar 63,85%, berdasarkan laporan APBD per 18 Desember 2022. Nilainya sebesar Rp 900,71 miliar dari pagu belanja tahun ini Rp 1,41 triliun. Sedangkan realisasi TKDD-nya sudah Rp 877,01 miliar atau 100,54% dari pagu tahun ini Rp 872,27 miliar.

“TKD itu kan baru dari transfer dari pusat ke daerah, tugas daerah adalah bagaimana tadi melakukan belanja untuk pembangunan sehingga efek multiplier ya bisa dinikmati oleh masyarakat setempat yaitu kesejahteraan,” kata Dirjen Perimbangan Keuangan Luky Alfirman saat konferensi pers di kantornya, dikutip Senin (19/12/2022).

Dengan melihat data itu, artinya masih ada sekitar Rp 509,91 miliar lagi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022 wilayah itu yang masih juga belum dibelanjakan Adil, padahal pergantian tahun tinggal menghitung hari. Dana itu pun akhirnya masih saja mengendap di perbankan.

Sebagaimana diketahui, realisasi belanja sangat dibutuhkan, baik dalam bentuk langsung (bantuan sosial) maupun melalui berbagai program kerja seperti pembangunan infrastruktur dasar dan lainnya. Hal ini dapat membantu menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ekstrem di Meranti.

“Itu yang akan kita dorong terus bagaimana uangnya sudah ada, bagaimana itu bisa dikonversikan dalam bentuk pembangunan-pembangunan yang bisa dinikmati masyarakat,” ucap Luky.

Komentar