Siapa Lebih Unggul! Kekayaan RI Era Jokowi Naik Gila-gilaan, Zaman SBY Berapa?

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Tolak ukur kemajuan suatu negara bisa dilihat dari pembangunan infrastrukturnya. Hal ini pun jadi pertanyaan, siapa yang lebih unggul dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, apakah era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?

Dari catatan Kementerian Keuangan, pemerintahan Presiden Jokowi telah membelanjakan APBN sebesar Rp 2.779,9 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Ini nantinya dijadikan modal untuk mengakselerasi transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju.

“Untuk berbagai infrastruktur dalam rangka menaikkan daya saing Rp2.779,9 triliun sejak 2015 hingga 2022 sudah kita belanjakan dengan APBN,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, dikutip Minggu (11/6/2023).

Sri Mulyani menyebutkan pembangunan infrastruktur ini bukan semata-mata hanya untuk kemewahan. Namun, untuk meningkatkan produktivitas serta mobilitas di berbagai daerah di Indonesia.

“Kenaikan ini adalah sebuah kenaikan yang tentu bertujuan untuk tadi, bukan kemewahan, tetapi menaikkan produktivitas dan mobilitas yang akan meningkatkan daya dari pertumbuhan di masing-masing pelosok di Indonesia,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan era Presiden SBY, kenaikan aset di era Jokowi lebih tinggi. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan mencatat, total aset negara hingga akhir 2021 mencapai Rp 11.454 triliun.

Angka ini naik Rp 7.543 triliun dari akhir 2014 atau tepatnya akhir pemerintahan Presiden SBY, yakni sebesar Rp 3.910 triliun. Data LKPP menunjukkan kenaikan total aset negara selama kepemimpinan Presiden SBY mencapai Rp 3.059 triliun.

Semua aset negara mulai dari aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, piutang jangka panjang hingga aset lainnya juga tercatat mengalami kenaikan dari 2004 – 2014. Tercatat, aset lancar mengalami kenaikan paling signifikan sebesar Rp 3.059 triliun. Jumlah aset lancar pada tahun 2004 senilai Rp 86 triliun menjadi Rp 262 triliun pada 2014.

Kemudian, kenaikan tertinggi selanjutnya yaitu pada aset tetap senilai Rp 844 triliun. Kenaikan ini diikuti investasi jangka panjang Rp 176 triliun, dan aset lainnya mencapai Rp 551 triliun.

Komentar