Stop Open Dumping! Go Green Go Clean Tuntut Langkah Konkret Atasi Krisis Sampah

JurnalPatroliNews – Jakarta – Masalah pengelolaan sampah di Indonesia terus menjadi sorotan berbagai pihak. Dr. Ir. Justiani, M.Sc., Ketua Umum Yayasan Go Green Go Clean, menegaskan pentingnya kesadaran kolektif dan langkah konkret dalam mengatasi dampak sampah terhadap lingkungan dan masyarakat.

Ia mengusulkan agar pemerintah dan masyarakat beralih ke metode pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan, seperti sanitary landfill, pengomposan, daur ulang, dan pengolahan limbah menjadi energi (waste-to-energy).

“Metode open dumping atau penimbunan terbuka memiliki dampak negatif yang signifikan. Lindi yang dihasilkan dari tumpukan sampah dapat mencemari sumber air tanah, sementara mikroplastik dari sampah mencemari ekosistem, merusak flora dan fauna, serta masuk ke rantai makanan,” ujar Justiani kepada JurnalPatroliNews, di Jakarta, Minggu (8/12/24).

Dampak Lingkungan dan Masyarakat

Justiani juga menyoroti risiko kesehatan masyarakat di sekitar lokasi penimbunan terbuka. “Tumpukan sampah dapat menjadi tempat berkembang biak serangga, tikus, dan mikroorganisme penyebab penyakit seperti demam berdarah, malaria, hingga infeksi kulit. Ini menurunkan kualitas hidup masyarakat sekitar,” tambahnya.

Selain pencemaran lingkungan, metode open dumping juga menghasilkan gas rumah kaca, seperti metana, yang memperburuk perubahan iklim. Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan bahwa sampah plastik menjadi aliran sampah terbesar kedua di Indonesia pada 2023, dengan kontribusi 19,21% dari total 38,4 juta ton sampah.

Solusi Berkelanjutan

Menurut Justiani, kebijakan seperti pelarangan impor plastik dan mendorong pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga perlu diimplementasikan secara luas. Pengelolaan sampah di sumbernya ini akan mengurangi beban di tempat pembuangan akhir (TPA).

Komentar