Terkait Game Online Ilegal, Filipina Deportasi 40.000 Pekerja China

JurnalPatroliNews – Jakarta – Otoritas Filipina akan mendeportasi 40.000 warga China yang terjaring operasi penindakan bisnis game online tanpa izin. Penindakan tegas itu dilakukan setelah laporan adanya penculikan, prostitusi dan pembunuhan dalam industri perjudian online.
Seperti dilansir AFP, Selasa (27/9/2022), operator offshore gaming Filipina atau POGO telah berkembang pesat sejak tahun 2016 saat mantan Presiden Rodrigo Duterte mengupayakan hubungan perdagangan dan investasi yang lebih erat dengan China.

Namun, masuknya puluhan ribu pekerja China di sektor yang menargetkan konsumen di China itu, di mana perjudian ilegal, telah memicu gesekan.

Banyak warga Filipina mengeluhkan POGO telah menghindari pajak dan memicu kenaikan harga properti, tanpa memberikan peluang kerja karena tidak banyak warga lokal yang bisa berbicara bahasa Mandarin.

Menteri Kehakiman Crispin Remulla beberapa waktu terakhir memerintahkan polisi untuk menindak 175 operator yang izinnya telah dicabut, namun tetap beroperasi secara ilegal.

Bulan depan, menurut juru bicara Kementerian Kehakiman Dominic Clavano, otoritas Filipina akan mulai mendeportasi sekitar 40.000 pekerja China yang dipekerjakan oleh bisnis-bisnis semacam itu. Deportasi dilakukan setelah sejumlah laporan menyebut POGO terlibat dalam ‘pembunuhan, penculikan dan prostitusi’.

“Ini benar-benar menjadi tugas kami pada masyarakat dan untuk memastikan bahwa tindak kejahatan itu tidak terjadi,” tutur Clavano kepada AFP.

“Kami pikir yang terbaik adalah mengirimkan isyarat bahwa perilaku seperti ini tidak bisa ditoleransi, tidak dapat diterima oleh negara,” tegasnya.

China menyambut baik operasi penindakan terbaru dari Filipina ini. Sebelumnya, Beijing menyerukan Manila untuk melarang segala bentuk perjudian online.

Komentar