Ada Slowdown, RI Hati-hati! Suku Bunga AS Tetap Tinggi hingga Akhir Tahun

JurnalPatroliNews – Jakarta –Mantan Menteri Keuangan 2013-2014 Muhammad Chatib Basri memperkirakan, tingkat suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) masih akan tetap tinggi hingga akhir 2023.

Penyebabnya, pasar tenaga kerja di AS masih sangat ketat, di tengah angka inflasi yang masih tinggi di level 6,4% yoy pada Januari 2023. Kendati begitu tekanan inflasi memang telah turun dari level 9,1% pada Juni 2021, namun masih jauh dari target sekitar 2%.

“Artinya bahwa kalau pasar tenaga kerja di AS masih sangat ketat tampaknya The Fed belum akan menghentikan kenaikan bunganya,” ujar Chatib dalam acara Bank Syariah Indonesia Global Islamic Finance Summit 2023, dikutip Jumat (17/2/2023).

Ia menganggap, karena tingkat inflasi sudah mulai menurun dan tingkat penganggursuan juga sudah ke level 3,4% di AS pada Januari 2023, maka tren kenaikan suku bunga Fed Fund Rate tidak akan seagresif seperti tahun-tahunnya, yakni hingga naik 75 basis points (bps).

“Belum akan menghentikan kenaikan bunganya tapi phase-nya mungkin beda kalau dulu 75 bps mungkin sekarang 25 bps,” ujar Chatib Basri.

Ia meyakini, sebagaimana yang disampaikan mantan penasihat ekonomi Presiden Barack Obama, Jason Furman, suku bunga The Fed sampai akhir tahun akan bertengger di level kisaran 6% dari yang saat ini di level 4,5-4,75%.

“Artinya bahwa walaupun headline inflation sudah mulai turun bukan berarti The Fed akan segera menurunkan suku bunga, ini akan berimplikeasi ke ekonomi global bahwa akan ada slowdown di ekonomi AS,” ungkap Chatib.

Komentar