Afghanistan: Musim Dingin Kian Dekat, Warga Menghadapi ‘Neraka di Bumi’ Dengan Bencana Kelaparan Mengintai

Tetapi apakah negara-negara itu akan diam saja sekarang dan membiarkan jutaan orang menghadapi kelaparan akut?

Beasley menantang pemerintah dan miliarder negara maju untuk membantu kebutuhan mendesak di Afghanistan.

“Kepada para pemimpin dunia, kepada para miliarder: bayangkan bila ini terjadi pada anak perempuan Anda atau anak laki-laki Anda, atau cucu Anda yang akan mati kelaparan,” katanya.

“Anda akan melakukan semua yang Anda bisa, dan ketika ada kekayaan senilai US$400 triliun di bumi saat ini, memalukan bagi kami.”

“Kami membiarkan setiap anak mati karena kelaparan. Kami malu. Saya tidak peduli di mana anak itu,” tambahnya.

Di kota Bamiyan di Afghanistan tengah, di mana pada tahun 2001 Taliban menghancurkan patung Buddha kuno dan indah, yang diukir di sisi tebing pada abad keenam, kami pergi menemui seorang janda bernama Fatema dan tujuh anaknya yang berusia mulai dari tiga tahun hingga 16 tahun.

Suaminya meninggal karena kanker perut belum lama ini.

Mereka sangat miskin, dan tinggal di sebuah gua dekat dengan ceruk besar di tebing tempat salah satu patung Buddha dulu berdiri.

Di bawah pemerintahan sebelumnya, Fatema bisa mendapatkan pasokan tepung dan minyak yang cukup teratur, tetapi pasokan itu langsung berhenti begitu Taliban mengambil alih kekuasaan.

Fatema dulu menghasilkan sedikit uang dengan menyiangi tanah untuk petani terdekat. Namun, sekarang, kekeringan yang melanda daerah ini berarti lebih sedikit hasil panen yang bertahan, dan tidak ada pekerjaan untuknya.

“Saya takut,” katanya. “Saya tidak punya apa-apa untuk diberikan kepada anak-anak. Tidak lama lagi saya harus keluar dan meminta-minta.”

Beberapa orang tua telah menjual anak perempuan mereka kepada pria yang lebih tua untuk dinikahkan. Fatema telah menolak untuk melakukan itu. Tapi kecuali bantuan pasokan makanan dilanjutkan, dia dan anak-anaknya menghadapi kelaparan yang sebenarnya.

Sekarang salju mulai mengendap di puncak gunung terdekat dan angin pun mulai menusuk.

Musim dingin akan segera tiba, dan sejumlah besar orang seperti Fatema dan keluarganya akan berada di ambang malapetaka.

Komentar