Berdampak Buruk! Elon Musk Ngamuk ke Disney dan Apple, Ancam Pakai Nuklir

JurnalPatroliNews – AS – Elon Musk, pengusaha kontroversial yang juga pemilik bisnis media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), kembali mendapat dampak negatif atas pernyataan kontroversialnya. Sejumlah brand bergengsi, termasuk Apple dan Disney, mengambil langkah drastis dengan menghentikan atau menangguhkan iklan mereka di platform milik Musk.

Keputusan ini tidak hanya menciptakan ketegangan antara Musk dan para brand tersebut, tetapi juga memicu ancaman hukum yang tak lazim. Musk bahkan mengancam akan melancarkan ‘gugatan nuklir,’ sebuah istilah yang secara harafiah mengacu pada senjata perang thermonuclear atau bom hidrogen.

Sumber kontroversi bermula dari persepsi bahwa Musk seringkali melontarkan komentar anti-Yahudi melalui akun pribadinya. Para brand menilai bahwa X memberikan platform bagi netizen yang menyuarakan pandangan serupa.

Tidak hanya Disney dan Apple, sejumlah brand lain seperti IBM, Lions Gate, Paramount Global, dan Warner Bros Discovery juga mengikuti jejak dengan menghentikan iklan mereka di X. Sebagai pemilik dan Chief Technology Officer (CTO) X, Musk menyadari bahwa keputusan ini akan berdampak signifikan pada pendapatan bisnisnya.

“X akan mengajukan gugatan hukum ‘thermonuclear’ terhadap Media Matters dan semua pihak yang terlibat dalam serangan terhadap perusahaan kami,” tegas Musk, pada Sabtu (25/11/2023).

“Termasuk direksi mereka, donatur, dan jaringan uang gelap yang mendukung mereka,” tambahnya.

Polemik ini mencuat setelah Media Matters merilis laporan yang menunjukkan banyak iklan dari brand ternama muncul bersamaan dengan postingan anti-Yahudi di X. Laporan ini muncul sebagai respons terhadap tweet kontroversial Musk yang oleh Gedung Putih dianggap sebagai

“dukungan anti-Yahudi dan ujaran kebencian.”

Joe Benarroch, juru bicara X, membantah klaim Media Matters. Menurutnya, Media Matters salah menginterpretasi dinamika pengguna di media sosial.

“Media Matters menciptakan akun X khusus yang sengaja mengikuti akun-akun sensitif untuk mengkurasi post, sehingga iklan muncul pada akun-akun dengan opini sensitif. Lalu, Media Matters melaporkan misinformasi ini ke para pengiklan,” jelasnya.

Gedung Putih juga turut angkat bicara, menyalahkan Musk atas promosi anti-Yahudi melalui media sosial yang dianggap melanggar nilai inti sebagai warga Amerika Serikat.

Komentar