Buntut Boikot Produk Israel, Starbucks PHK 2.000 Orang Lebih di Timur Tengah Dan Asia Tenggara

JurnalPatroliNews – New York, – Alshaya Group, Operator waralaba Starbucks di Timur Tengah dan Asia Tenggara, dikabarkan akan gulung tikar. Pasalnya, boikot produk anti Israel dari dampak perang Gaza yang masih terus disuarakan.

Alshaya Group berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), terhadap lebih dari 2.000 orang karena minimnya pendapatan.

Alshaya Group, mengoperasikan lebih dari 1.900 kedai Starbucks di Timur Tengah dan Afrika Utara, dan mempekerjakan sekitar 19.000 pekerja. Dalam sebuah pernyataan, mereka akan memberikan dukungan yang dibutuhkan karyawan dan keluarga yang terkena dampak.

PHK massal tersebut, menambah drama yang terjadi di Amerika Serikat, di mana manajemen Starbucks dan serikat pekerja Starbucks saling menggugat, usai serikat pekerja tersebut menyatakan solidaritasnya kepada warga Palestina.

Boikot juga telah merugikan penjualan waralaba Starbucks di Malaysia, yang notabene merupakan Negara mayoritas Muslim.

Berjaya Food Berhad, sebuah perusahaan investasi berbasis di Malaysia, yang mengembangkan dan mengoperasikan jaringan restoran dan kafe di Asia Tenggara, bulan lalu juga melaporkan penurunan penjualan triwulanan sebesar 38%. Hal ini disebabkan, konsumen berpaling dari 400 gerai Starbucks miliknya. Saham perusahaan terjun bebas lebih dari 20 persen sejak awal Oktober.

Bahkan, situs web Starbucks di Malaysia, sempat mengeluarkan postingan blog, yang mengatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki agenda politik, dan tidak menggunakan keuntungan untuk mendanai operasi pemerintah atau militer.

“Penting untuk dicatat bahwa Starbucks tidak memiliki toko di Israel,” tulis postingan itu.

Komentar