FBI Selidiki Insiden Dugaan Pidana di Balik Jendela Lepas Boeing 737 Max 9

JurnalPatroliNews – AS – Biro Investigasi Federal (FBI) kini tengah menghadapi sebuah tantangan besar dalam penyelidikan terkait kejadian mengerikan di pesawat Alaska Airlines yang melibatkan Boeing 737 MAX 9. Terbaru, FBI mengirim surat kepada penumpang yang berpotensi menjadi korban dari tindak pidana terkait insiden ini.

Informasi dari Reuters pada hari Sabtu menyebutkan bahwa surat dari FBI tersebut merupakan langkah standar dalam proses penyelidikan kasus semacam ini. Dalam surat tersebut, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat menyatakan telah memulai penyelidikan terhadap peran Boeing dalam insiden tersebut.

“Penumpang kemungkinan merupakan korban dari tindak pidana. Kasus ini sedang diselidiki oleh FBI… Investigasi tindak pidana membutuhkan beberapa waktu, dan untuk beberapa alasan kami tidak bisa menginformasikan tentang progres kasus ini,” seperti tertulis dalam surat tersebut.

Sementara juru bicara FBI di Seattle menolak memberikan komentar lebih lanjut, mengutip kebijakan Departemen Kehakiman yang tidak mengonfirmasi atau menyangkal adanya penyelidikan yang sedang berlangsung.

Pada tahun 2022, Departemen Kehakiman AS telah memperbarui pedoman mereka untuk memberitahukan korban potensial tentang kemungkinan tindak pidana. Langkah ini diambil setelah keluarga dari 346 korban yang meninggal dalam dua kecelakaan yang melibatkan Boeing 737 MAX 8 pada tahun 2018 dan 2019 mengklaim bahwa hak-hak hukum mereka telah dilanggar saat Departemen Kehakiman menunda penuntutan pada bulan Januari 2021.

Selain itu, Departemen Kehakiman juga telah meminta maaf karena tidak mengadakan pertemuan dengan keluarga korban sebelum mengumumkan kesepakatan yang mengakhiri penyelidikan selama 21 bulan terhadap desain dan pengembangan 737 MAX 8.

Sementara Boeing menolak untuk memberikan komentar, perusahaan penerbangan tersebut sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dan transparan dalam semua penyelidikan pemerintah.

Alaska Airlines, di sisi lain, menyatakan bahwa mereka sepenuhnya mendukung proses penyelidikan dan tidak percaya bahwa maskapai tersebut menjadi target dalam penyelidikan ini.

Insiden pada pesawat Boeing 737 MAX 9 terjadi pada penerbangan Alaska Airlines pada tanggal 5 Januari 2024. Pintu panel di sisi pesawat robek saat pesawat berada pada ketinggian 16.000 kaki. Keberuntungan menyertai, karena meskipun pintu darurat itu terlepas, pesawat berhasil mendarat dengan selamat dengan 171 penumpang dan enam awak di dalamnya. Meskipun demikian, tujuh penumpang dan satu pramugari mengalami luka ringan.

Dewan Keselamatan Transportasi Nasional menyimpulkan bahwa insiden ini terjadi karena empat baut kunci hilang dari pesawat. Namun, Boeing sendiri meyakini bahwa kehilangan baut tersebut tidak pernah terjadi.

Dampak dari insiden ini sangat besar, dengan otoritas penerbangan AS mengeluarkan larangan terbang bagi pesawat 737 MAX 9 selama beberapa minggu dan menahan produksi oleh Boeing untuk jenis pesawat tersebut. Langkah ini diambil dalam upaya untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.

Komentar