Iran Naik Pitam Dengar Pengakuan Operasi Intelijen Israel

JurnalPatroliNewsJakarta –   Iran geram dan mengecam agresi Israel yang dibocorkan oleh mantan bos badan intelijen Tel Aviv, Mossad, Yossi Cohen.

Cohen, yang baru saja lengser setelah lima setengah tahun menjabat sebagai kepala Mossad, membeberkan operasi rahasia Mossad selama ini terhadap Iran, musuh bebuyutan Israel, dalam wawancara program investigasi Channel 12 yang rilis pekan lalu.

Juru bicara misi diplomatik Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Shahrokh Nazemi, mengatakan bahwa pengakuan Cohen mencerminkan pola sabotase “kriminal” yang sudah berjalan lama terhadap Teheran.

“Pelanggaran hukum ini telah mencapai titik ketika mantan pejabat rezim ini tanpa malu-malu dan terang-terangan mengancam para ilmuwan nuklir kami dengan kematian,” kata Nazemi kepada Associated Press.

“Kegiatan ini tidak boleh ditoleransi,” ujarnya menambahkan.

Selama ini, Iran kerap mengeluh soal sabotase Israel terhadap program nuklirnya. Teheran juga kerap menuding Israel dalang dibalik segala upaya sabotase teknologi senjata mereka.

Salah satu operasi rahasia Mossad yang diungkap Cohen dalam wawancara itu adalah pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dan sabotase situs nuklir Natanz.

Cohen menggambarkan upaya Israel mencegah para ilmuwan Iran berkontribusi pada program nuklir negara itu. Ia menyebut beberapa ilmuwan utama telah meninggalkan pekerjaan mereka usai mendapat peringatan, bahkan ultimatum secara tidak langsung, oleh Israel.

“Jika para ilmuwan itu ingin mengubah karir mereka dan tidak ingin melukai kita lagi, maka, ya, beberapa kali kita menawarkan mereka jalan keluar,” kata Cohen dalam wawancara tersebut.

Dalam kesempatan itu, Cohen juga membeberkan beberapa operasi Mossad lainnya terhadap Iran, termasuk pencurian arsip dokumen terkait program nuklir Teheran pada 2018.

Dalam sesi tersebut, presenter Channel 12, Dayan, menjelaskan bahwa sedikitnya 20 agen Mossad berhasil mencuri materi dari 32 berkas program nuklir Iran dan memindai serta mengirimkan sebagian besar dokumen itu ke Tel Aviv. Puluhan agen itu padahal bukan warga Israel.

Cohen membenarkannya dan menegaskan bahwa Mossad menerima sebagian besar materi sebelum dokumen-dokumen itu dibawa keluar Iran.

“Penting bagi kami agar dunia melihat ini dan memberitahu Iran bahwa, wahai teman-teman terkasih, pertama Anda telah disusupi; kedua, kami memata-matai Anda, dan tiga, era kebohongan sudah berakhir,” ujar Cohen.

Komentar