Jenderal AS Akui Program Hipersonik China dan Rusia Jauh Lebih Canggih

JurnalPatroliNews – Jakarta – Seorang Jenderal Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) bernama David Thompson mengakui bahwa Washington tidak secanggih Rusia ataupun China.

Dalam sebuah wawancara di Forum Keamanan Internasional Halifax di Kanada pada Sabtu (20/11), Thompson mengatakan AS tertinggal oleh Rusia dan China dalam hal memproduksi persenjataan terbaru dan termutakhir.

“Kami harus mengejar ketertinggalan dengan sangat cepat. China memiliki program hipersonik yang luar biasa. Ini adalah perkembangan yang sangat memprihatinkan. Itu sangat memperumit masalah peringatan startegis,” ujar Thompson, seperti dikutip Sputnik.

Thompson juga membandingkan penggunaan rudal hipersonik dengan pertarungan bola salju, dengan mengatakan mereka “mengubah permainan” untuk pertahanan dan keamanan nasional.

“Ketika bola salju dilempar, Anda biasanya dapat memprediksi di mana ia akan mendarat. Namun, jika proyektil dilemparkan ke arah yang berbeda, lebih sulit untuk dideteksi, tetapi tetap akan mengenai Anda,” terangnya.

Ketika berbicara tentang posisi China dalam hal kemampuan teknologi dibandingkan dengan AS, sang jenderal mencatat bahwa kecepatan China telah menyusul negara-negara paling maju. Bahkan China telah bergerak sangat cepat di luar angkasa.

“Dalam hal teknologi dan kemampuan mereka, saya berpendapat bahwa kami, baik AS maupun mitra dekat dan sekutu kami, masih yang terbaik di dunia dalam teknologi itu,” tambahnya.

Tetapi menurut Thompson, jika China terus mengembangkan teknologi dengan kecepatan yang sama untuk waktu yang lama, Beijing kemungkinan akan melebihi Washington dalam hal teknologi.

Selain itu, menurut laporan bulan Oktober oleh Congressional Research Service (CRS), AS tertinggal di belakang China dan Rusia karena sebagian besar senjata hipersonik AS, berbeda dengan yang ada di Rusia dan China, tidak dirancang untuk digunakan dengan hulu ledak nuklir. 

Komentar