JurnalPatroliNews – AS – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, merespons serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, yang menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, pada Sabtu (28/9) waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Biden menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang serangan tersebut dan juga tidak terlibat. “Kami sedang mengumpulkan informasi lebih lanjut,” ujar Biden kepada sekelompok wartawan dalam sebuah sesi singkat, seperti dikutip dari SkyNews pada Minggu (29/9/2024).
Ketika ditanya lebih lanjut oleh seorang wartawan mengenai dukungannya terhadap tindakan Israel yang mengklaim membela diri, Biden menjawab, “Kami perlu mengetahui detail lebih lanjut. Saya belum bisa memberikan jawaban yang pasti,” katanya sembari meninggalkan wartawan.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Gedung Putih, Biden menyebut kematian Nasrallah sebagai bentuk ‘keadilan’ bagi banyak korban di bawah kepemimpinan pemimpin Hizbullah itu. “Hassan Nasrallah dan organisasi teroris yang dipimpinnya, Hizbullah, bertanggung jawab atas kematian ratusan warga Amerika selama puluhan tahun. Kematian Nasrallah dalam serangan Israel merupakan langkah keadilan bagi para korban, termasuk ribuan warga Amerika, Israel, dan Lebanon,” jelas Biden.
Biden juga menginstruksikan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, untuk memperkuat kehadiran militer AS di kawasan Timur Tengah guna menanggulangi ketegangan yang bisa memicu konflik lebih luas.
Lebih lanjut, Biden menegaskan pentingnya menghentikan kekerasan dengan menyerukan gencatan senjata. “Saatnya untuk mencapai gencatan senjata,” ujarnya ketika ditanya di Delaware tentang potensi eskalasi konflik darat Israel di Lebanon.
Militer Israel sebelumnya mengumumkan bahwa Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara yang terjadi di Beirut, bersama beberapa petinggi Hizbullah lainnya, termasuk Ali Karki, Komandan Front Selatan Hizbullah. Hizbullah kemudian mengonfirmasi berita tersebut, menyatakan bahwa Nasrallah meninggal setelah serangan yang dilancarkan Israel di daerah Dahieh, pinggiran selatan Beirut.
Israel mengklaim bahwa serangan udara tersebut menargetkan fasilitas penyimpanan rudal Hizbullah serta markas besar organisasi yang berada di bawah tanah.
Komentar