Pasukan Khusus Angkatan Laut AS Akan Dipindahkan Ke Front Baru : Melawan Rusia Dan China

Jurnalpatrolinews – Washington  : Selama 20 tahun terakhir, pejuang SEAL terutama bertempur di darat, di Irak dan Afghanistan, melawan terorisme internasional. Pada tahun 2011, mereka membunuh di Pakistan pemimpin organisasi teroris internasional Al-Qaeda Osama bin Laden.

Kini, menurut Howard, pasukan khusus akan kembali ke fungsi semula yaitu melakukan operasi sabotase di laut.

Keputusan ini sejalan dengan keseluruhan strategi Pentagon untuk memerangi pengaruh global Rusia dan China yang semakin meningkat, yang dengan cepat meningkatkan kekuatan militer mereka.

Menurut pimpinan militer Amerika, Moskow dan Beijing memanfaatkan fakta bahwa sumber daya AS telah lama dialihkan untuk melawan ekstremisme. Howard mencatat bahwa operasi kontraterorisme telah memungkinkan SEAL untuk mengembangkan keterampilan dalam membangun jaringan intelijen, serta menemukan dan menghancurkan target yang sekarang harus diterapkan pada lawan baru.

Sebagai bagian dari reformasi SEAL, jumlah peleton pasukan khusus akan berkurang 30%, tetapi pada saat yang sama jumlah unit yang tersisa akan ditingkatkan untuk membuat mereka lebih siap tempur dalam operasi di laut dan di bawah air. Selain itu, pasca skandal dengan tuduhan pembunuhan, penyerangan seksual dan penggunaan narkoba, prosedur seleksi pasukan khusus akan diperketat.

Spesialis di bidang perang dunia maya, penindasan sistem elektronik musuh dan kontrol senjata tak berawak akan ditambahkan ke staf SEAL. Panglima Angkatan Laut AS, Laksamana Michael Gildey, menekankan bahwa kembalinya pasukan khusus ke armada akan memperkuat kemampuannya dalam peperangan modern.

Pimpinan Amerika, baik militer maupun politik, baru-baru ini mengungkapkan keprihatinannya lebih dari satu kali tentang ketertinggalan kekuatan militer AS di belakang Rusia dan China. Komandan Angkatan Luar Angkasa AS, Jenderal John Raymond, mengatakan bahwa Moskow mungkin menempatkan satelit di orbit rendah bumi yang dapat menghancurkan pesawat luar angkasa musuh, dan juga akan menggunakan laser berbasis darat untuk melawan mereka.

Kepala Komando Strategis, Laksamana Charles Richard, berpendapat bahwa Rusia “secara agresif mengejar” modernisasi senjata nuklirnya dan telah menyelesaikannya hingga 80%, sementara Amerika Serikat belum memulainya.  (***/. dd – nwsmail)

 

Komentar