Pembantu Senior Menlu : Israel Akan Menghadapi Respons Keras Jika Melintasi Garis Merah di Suriah

Jurnalpatrolinews – Teheran : Asisten senior menteri luar negeri Iran untuk urusan politik khusus, Ali-Asghar Khaji, memperingatkan rezim Israel agar tidak melintasi garis merah di Suriah, mengacu pada dugaan serangan udara Zionis di tanah Suriah.

Diplomat itu menggambarkan “sifat entitas Zionis” sebagai “agresif dan memusuhi kawasan, Palestina, dan negara-negara tetangga.”

“Sementara pemerintah Suriah memerangi teroris, rezim Israel mendukung mereka. Kehadiran kami di Suriah ditujukan untuk memerangi ISIS dan kelompok teroris lainnya, tetapi jika Israel ingin melewati ‘garis merah’, itu akan menghadapi tanggapan terberat, yang akan terjadi. membuat mereka menyesali tindakan mereka, “kata Khaji kepada Sputnik selama kunjungannya ke Damaskus.

Dia juga mengatakan kehadiran Iran di Suriah sah karena datang atas permintaan pemerintah Suriah dan berkontribusi pada upaya Suriah dalam perang melawan terorisme.

Ajudan Iran juga mengatakan Teheran ingin pembicaraan Komite Konstitusi Suriah berhasil.

Dia mengatakan Iran tidak percaya bahwa proses politik di Suriah telah gagal dan mengharapkan pekerjaan Komite Konstitusi Suriah berhasil.

Putaran kelima dari badan kecil Komite Konstitusi Suriah yang dimediasi oleh Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen diadakan di Jenewa pada akhir Januari. Pedersen menyebut pembicaraan itu sebagai “kekecewaan,” karena tidak ada yang dicapai dalam masalah agenda tertentu yang telah didefinisikan oleh diplomat itu sebelum dimulainya sesi.

“Saya tidak setuju … bahwa proses politik di Suriah telah gagal. Kami membentuk Komite Konstitusi dan kami memiliki jalan yang sulit untuk ditempuh karena ada 10 tahun perang antar pihak, jadi kurangnya kepercayaan itu sangat sulit. Saat ini. Tapi proses ini sudah dimulai, dan ada kemajuan. Kami mengupayakan agar pekerjaan komite konstitusi bisa diselesaikan dengan sukses, ”kata Khaji.

Diplomat itu mencatat bahwa selama kunjungannya ke ibu kota Suriah, dia membahas putaran terakhir pembicaraan Komite Konstitusi, dengan kepemimpinan negara itu. Pertemuan format Astana yang akan datang di Sochi Rusia, yang dijadwalkan pada 16-17 Februari, juga dibahas. Khaji mengatakan dia berharap pembicaraan itu bermanfaat.

Komite Konstitusi Suriah adalah badan beranggotakan 150 orang dengan delegasi yang berukuran sama dari pemerintah, oposisi, dan masyarakat sipil yang ditugaskan untuk menulis ulang konstitusi negara di tengah masalah yang saling bertentangan. (***/dd-mehr)

Komentar