Tertarik Investasi Rp 2 T Di Indonesia, Sektor Ini Yang Bikin AS Rela Rogoh Kocek

JurnalPatroliNews – AS, – Amerika Serikat (AS) tertarik untuk mengucurkan investasi sebesar US$126 juta atau setara Rp2 triliun, di sektor panas bumi Indonesia.

Hal tersebut, diumumkan oleh Nisha Biswal, Wakil Chief Executive Officer (DCEO) U.S. International Development Finance Corporation (DFC), pada Rabu (22/5/24).

Komitmen Investasi AS itu, diberikan kepada PT Medco Cahaya Geothermal, perusahaan listrik Indonesia. Investasi ini, telah terkoordinasi dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), sebagai bank infrastruktur Indonesia , pemberi pinjaman pembiayaan proyek saat ini.

Nantinya, hal ini akan diberikan untuk mendukung pengembangan dan pengoperasian pembangkit listrik Tahap I Ijen Geothermal berkapasitas 31 MW, yang mampu menambah jumlah pembangkit listrik terbarukan di Jawa Timur, serta menyumbang listrik rendah karbon di jaringan listrik Jawa-Bali, sistem listrik terbesar di Indonesia.

Menurut para Pejabat dan analis di Indonesia, bahwa perbaikan jaringan listrik sebagai kunci untuk mendukung Kemitraan Transisi Energi yang Adil, atau JETP, yang tengah dikembangkan Indonesia bersama para pemimpin dunia lainnya selama kepemimpinannya di G20.

“Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ijen adalah bagian penting strategi ambisius Indonesia untuk transisi energi,” ujar Biswal dalam sebuah keterangan, yang dirilis Kedutaan AS di Jakarta.

“Proyek ini juga memperkuat tujuan bersama kita melalui Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia, yang akan meningkatkan keamanan ekonomi dan energi bagi kedua Negara,” sambungnya.

Sebelumnya, DFC telah memiliki portfolio di Indonesia. Pada November 2023, DFC mengumumkan investasi baru sebesar US$ 131 juta (Rp 2,1 triliun) untuk usaha kecil dan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia.

“Tujuan DFC untuk memajukan investasi sektor swasta di Indonesia mendukung Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia dan selaras dengan beberapa prioritas Pemerintah AS, termasuk Strategi Indo-Pasifik, Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik, dan Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global, serta JETP Indonesia,” tulis keterangan resmi itu.

Komentar