Miris! Terungkap Fakta-fakta Sentimen Anti-Asia di AS

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Aksi anti-Asia di Amerika Serikat (AS) kian merebak, bahkan pekan ini sejumlah warga Asia yang bermukim di negara tersebut telah menjadi korban kebrutalan rasisme yang merebak.

Kabar pertama datang dari dua remaja asal Indonesia dikabarkan menjadi korban pengeroyokan oleh lima orang tak dikenal. Keduanya mendapatkan serangan ditampar dan dipukul oleh sekelompok orang di stasiun kereta di Philadelphia, Pennsylvania.

Berdasarkan keterangan kepolisian setempat serangan itu masuk dalam kategori kekerasan dan bullying. Namun, otoritas setempat tengah menyelidiki rekaman CCTV yang ada.

“Pihak kepolisian informasikan bahwa untuk sementara kasus ini dikategorikan sebagai tindakan harassment dan bullying,” kata Teuku Faizasyah Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Sabtu (27/3/2021), dikutip Jumat ini (2/4).

Dalam keterangan yang disampaikan oleh komunitas masyarakat Indonesia di Philadelphia, disebutkan bahwa kedua remaja itu sedang menunggu kereta lalu didorong, ditampar,dan dipukul oleh grup remaja ini.

Serangan yang sama juga terjadi dua hari kemudian, tepatnya Senin (29/3/2021).

Kali ini yang menjadi korban adalah perempuan lanjut usia, berusia 65 tahun yang merupakan keturunan Asia. Terjadi di trotoar Manhattan, New York City, New York dan terekam oleh CCTV dalam gedung.

Dalam video yang diunggah oleh polisi, tersangka yang diidentifikasi bernama Brandon Elliot (38) terlihat berjalan ke arah wanita itu. Ia kemudian menendang perutnya dan menjatuhkannya ke tanah.

Elliot kemudian menendang kepala korban beberapa kali sebelum pergi. Secara terang-terangan dia juga membuat pernyataan anti-Asia terhadap korban.

Namun, dalam video yang ditunjukkan, banyak saksi dalam serangan tersebut namun para saksi ini memilih untuk menutup pintu daripada datang untuk membantu wanita itu saat penyerang pergi.

Kekerasan dan keengganan para saksi untuk membantu korban juga memicu keributan di media sosial. Korban dirawat di rumah sakit dengan berbagai luka, termasuk tulang panggul yang retak.

Akibat insiden ini, Elliot didakwa melakukan tindak pidana penyerangan sebagai kejahatan rasial pada Rabu (31/3/2021) dini hari. Ia ditangkap pada Selasa (30/3/2021) malam di sebuah hotel di Times Square dekat lokasi kejahatan yang menampung para tunawisma selama pandemi virus corona.

Foto: AP/Mary Altaffer
A police officer hangs a sign offering a reward for information on the person who attacked an Asian American woman near the crime scene, Tuesday, March 30, 2021, in New York. The New York City Police Department says an Asian American woman was attacked by a man Monday afternoon who repeatedly kicked her in front of witnesses who seemingly stood by. (AP Photo/Mary Altaffer)

Dilansir dari AFP, Elliot merupakan mantan narapidana yang dibebaskan dari penjara pada tahun 2019 dengan pembebasan bersyarat seumur hidup. Ia dipenjara karena menikam ibunya sampai mati di depan saudara perempuannya yang berusia lima tahun pada tahun 2002.

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan serangan itu “mengerikan dan menjijikkan”. Ia menambahkan bahwa kekerasan anti-Asia menjadi epidemi di AS dan harus dihentikan sekarang.

Untuk diketahui, terjadinya peningkatan kejahatan terhadap orang-orang keturunan Asia di New York dan sejumlah negara bagian lainnya di Amerika sejak pandemi berlangsung.

Para aktivis mengaitkan peningkatan referensi berulang oleh mantan presiden Donald Trump dan lainnya ke Covid-19 sebagai ‘virus China.’

Awal bulan ini, enam wanita keturunan Asia tewas ketika seorang penembak menyerang tiga spa milik Asia di Atlanta. Pihak berwenang masih mempertimbangkan apakah serangan itu harus dituntut sebagai kejahatan rasial.

Pada pekan tanggal 15 hingga 21 Maret, polisi mencatat total sembilan kejahatan rasial, naik dari tiga pada periode yang sama tahun 2020. New York sendiri memiliki lebih dari satu juta penduduk keturunan Asia,

 

(cnbc)

Komentar