Marak Perburuan Liar di Riau, BBKSDA Temukan Harimau Mati dengan Leher Terjerat Tali Seling

JurnalPatroliNews – Jakarta – Seekor harimau Sumatera dewasa ditemukan mati di hutan Riau. Harimau yang mati terjerat di leher dianggap bukti kelakuan pemburu bejat masih ada.

Kepala Bidang Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Heru Sutmantoro menerangkan bangkai harimau Sumatera ini ditemukan di kawasan hutan produksi.

Heru mengatakan bangkai harimau Sumatera ini berada 45 meter dari batas konsesi PT Seraya Sumber Lestari. Pada saat ditemukan bangkai harimau sudah membusuk.

Diperkirakan harimau tersebut mati sejak 10 hari yang lalu. Bangkai harimau itu kini sudah dikubur di lokasi yang aman.

“Hasil pemeriksaan bangkai ditemukan jerat seling yang melingkar di bagian leher. Jenis kelamin betina, usia dewasa umur 8-9 tahun,” kata Heru Sutmantoro kepada wartawan, Rabu (2/9/2020).

Direktur Walhi Riau, Riko Kurniawan, mengatakan jeratan di leher yang membuat harimau Sumatera itu matik menjadi bukti kalau perburuan liat masih marak.

Riko mengutuk keras atas perburuan terhadap harimau Sumatera ini.

“Ini membuktikan bahwa di Riau aksi perburuan liar masih marak,” katanya.

“Seling (sejenis kawat) hanya diperuntukkan untuk harimau atau gajah. Kalau jerat biasa jenis benang nilon, biasanya babi atau beruang. Tapi kalau sudah menggunakan seling, maka sasaran perburuannya harimau atau gajah di Riau,” imbuh Riko.

Menurut dia, perburuan liar yang masih marak harus menjadi perhatian semua pihak. KLHK, dalam hal ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, aparat kepolisian dan pihak terkait lainnya diminta turun tangan mengusut tuntas kasus perburuan liar.

Riko menilai pengusutan perkara perburuan liar baru sebatas sampai ke pelaku. “Jarang diusut sampai ke hulunya. Sebab, perburuan itu ada karena ada pemesannya,” kata Riko.

Selain perburuan liar, konflik antara harimau dan manusia disebutnya kerap terjadi. Dia mengatakan warga kerap menganggap harimau sebagai hewan pengganggu.

“Dan biasanya harimau selalu diposisikan sebagai hama. Inilah persoalan serius yang terjadi selama ini,” kata Riko.

(lk/*)

Komentar