Minta Ekspor Nikel Di Stop, Jokowi Optimistis Mobil Listrik Indonesia Muncul 2-3 Tahun Lagi

JurnalPatroliNews Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis mobil listrik dari Indonesia akan muncul pada 2 hingga 3 tahun mendatang atau 2023-2024.

Jokowi optimistis lantaran hilirisasi nikel di dalam negeri yang menghasilkan katoda baterai, besi antikarat dan juga baterai litium akan dilakukan.

“Bapak-Ibu bisa lihat, tiga tahun lagi, 2-3 tahun lagi, yang namanya mobil listrik bermunculan dari negara kita,” ujar Jokowi, Rabu (13/10).

Jokowi mengatakan, telah memerintahkan agar tak ada lagi ekspor nikel dalam bentuk mentah yang merupakan komoditas bahan baku pengolahan katoda baterai, besi antikarat dan juga baterai litium, komponen penting dalam struktur industri otomotif, termasuk manufaktur mobil listrik.

Jokowi menekankan, Indonesia tidak boleh kehilangan kesempatan untuk mendapatkan nilai tambah dari nikel, termasuk juga dari sumber daya alam lainnya seperti bauksit dan tembaga.

“Jangan ekspor lagi yang namanya nikel dalam bentuk raw material, bahan mentah. Setop ekspor bahan mentah,” tegasnya.

Jokowi menilai, industri nikel akan diintegrasikan dengan industri otomotif dalam negeri. Integrasi lintas industri itu akan turut memanfaatkan momentum baru di industri otomotif dunia yakni pengembangan mobil listrik.

“Nanti diintegrasikan dengan industri otomotif yang kita miliki karena kesempatan yang ada ke depan mobil listrik. Jangan lagi kehilangan kesempatan, jangan lagi ekspor lagi nikel dalam raw material,” kata Jokowi.

Semua komoditas sumber daya alam Indonesia harus mengalami proses hilirisasi untuk menghasilkan nilai tambah. Karenanya, Jokowi akan meminta BUMN dan swasta, serta investor yang akan masuk ke dalam negeri untuk mendirikan industri di Indonesia, bukan hanya mengambil sumber daya alam mentah.

“Entah itu, kerja sama BUMN dengan swasta luar, atau swasta sendiri (domestik), tapi yang jelas nilai tambah itu ada di dalam negeri,” ujarnya.

Jokowi mencontohkan produksi BUMN PT Karakatau Steel Tbk untuk komoditas lembaran baja akan diintegrasikan dengan sektor otomotif. Produksi baja lembaran panas (hot strip mill) dari Karakatau Steel bisa digunakan untuk memproduksi badan mobil baru, bukan hanya kerangka mobil (sasis).

Komentar