Pancasila dan Penyemaian Spirit Moderasi Beragama di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa

Dr. Sunaryo, dosen sekaligus Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Paramadina menegaskan dalam presentasinya bahwa  Pancasila bukan lawan agama. “Secara substantif tidak mungkin agama menolak Pancasila. Kalau ada agama yang menolak Pancasila, artinya agama itu menolak nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai perdamaian, itu sulit untuk dibayangkan”, tambahnya.

Kemudian ia menjelaskan masih adanya kelompok yang menentang Pancasila disebabkan oleh dua hal yang perlu ditelisik lebih jauh, yaitu kemungkinan adanya pemahaman yang tidak tepat dalam memahami agama dan substansi Pancasila dan kedua, adanya kemungkinan interpretasi Pancasila yang tidak tepat (dari penguasa) sehingga mengancam sebagian kelompok agama.

Tia Rahmania, M.Psi.,Psikolog, dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina mengaitkan perilaku intoleransi dan radikalisme dengan persoalan psikososial dan kesehatan mental yang dialami oleh setiap individu maupun kelompok. “Sikap tidak menghargai moderasi dalam beragama berkaitan dengan perilaku anti-sosial, di antaranya mengabaikan atau melanggar hak dan pertimbangan orang lain tanpa penyesalan.” Katanya.

Tia menambahkan, untuk meningkatkan kehidupan moderasi beragama dan kesehatan mental yang komprehensif, perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak dengan melibatkan kementerian dan meningkatkan keterlibatan komponen masyarakat.

Dr. M.Subhi-Ibrahim, Ketua Program Studi Falsafah dan Agama Universitas Paramadina membagikan hasil temuan big data terkait pembicaraan Pancasila dan agama di media sosial. “Dari hasil penelitian tersebut diketahui isu radikalisme menjadi perbincangan paling banyak (46%) terkait dengan Pancasila, disusul dengan isu lomba penulisan ilmiah oleh BPIP (22%), isu implementasi (19%), pelajar (11), dan sosialisasi (3).” Ujarnya.

Dalam acara Dialog Kebangsaan yang dihadiri oleh 900 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum secara nasional ini juga diumumkan para pemenang Lomba Nasional Esai dan Video yang mengangkat tema “Pancasila dan Penyemaian Spirit Moderasi Beragama di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa”.

Adapun pemenang Lomba Esai: Widya Resti Anike Putri (Harapan 3 – Universitas Mahakarya Asia), Fazri Kurniawan (Harapan 2 – UPN Veteran Jakarta), Muhammad Ghifari (Harapan 1 – Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir), Amirullah Mukmin (Juara 3 – Universitas Paramadina), I Ketut Satya Wirayudhana (Juara 2 – Universitas Gadjah Mada), Karunia Haganta (Juara 1 – Universitas Indonesia).

Pemenang Lomba Video: Muhammad Irfan Farhas (Harapan 3 – SMK Negeri 3 Magelang), Zhahrina Meiliza Putri (Harapan 2 – SMK Negeri 1 Tunjung Teja, Serang Banten), Yuliana (Harapan 1 – SMA N 1 Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah), Fera Yulianti (Juara 3 – SMK Negeri 1 Tunjung Teja, Serang Banten), Fadhil Mujahid (Juara 2 – MAN Insan Cendekia, Padang Pariaman, Sumatera Barat), Ega Dahni Pratama (Juara 1 – SMA Negeri 1 Pandeglang, Banten).

Komentar