Pegawai KPI Ngaku Ditelanjangi Rekan Kantor, Komnas HAM Klaim Siap Join Membongkar Kasus

JurnalPatroliNews – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyatakan terbuka dan siap membantu proses pengungkapan dugaan perundungan dan pelecehan seksual yang dialami pegawai KPI berinisial MS.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, mengatakan, bahwa pihaknya memang pernah menerima pengaduan MS pada 2017 silam lewat email. Hanya saja, karena ini dilihat ada unsur pidananya Komnas menyarankan agar kasus ini ditindaklanjuti ke kepolisian.

Anam mengatakan, untuk membantu proses pengusutan kasus tersebut lebih cepat juga pihak Komnas HAM langsung berkomunikasi dengan pihak KPI agar memproses kasus tersebut ke polisi.

“Jadi Komnas sudah berkomunikasi dengan KPI dan KPI sudah berjanji tindakan hukum salah satunya dengan melaporkan kepada polisi. Komnas HAM mendukung itu. Biar ini jernih jadi obyektif,” kata Anam saat dihubungi Suara.com, Kamis (2/9/2021).

Anam menegaskan, Komnas terbuka untuk bergabung bersama pihak Kepolisian dan KPI untuk mengusut kasus tersebut.

“Jika memang dibutuhkan oleh KPI, peran dari Komnas HAM ya kami sangat terbuka. Misalnya join untuk membongkar ini join agar polisi mudah bergerak cepat itu kami welcome sekali,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Anam menyatakan, pihaknya akan terus mengawal proses tersebut. Menurutnya, Komnas siap bergerak jika diminta bantuan dalam pengusutan kasus tersebut.

“Tapi kalau pengadunya ingin datang ke Komnas HAM malah bagus artinya perlu dicatat sudah ada langkah yang akan diambil,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang pegawai kontrak KPI berinisial MS, mengaku telah mengalami perundungan dan pelecehan seksual oleh teman kantornya sejak 2012.

Perlakuan tidak menyenangkan dari teman sekantor itu disebutkan MS, mulai dari diperbudak, dirundung secara verbal maupun non verbal, bahkan ditelanjangi.

Kejadian itu terus terjadi sampai 2014 hingga akhirnya MS divonis mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) usai ke psikolog di Puskesmas Taman Sari lantaran semakin merasa stres dan frustrasi.

“Kadang di tengah malam, saya teriak-teriak sendiri seperti orang gila. Penelanjangan dan pelecehan itu begitu membekas, diriku tak sama lagi usai kejadian itu, rasanya saya tidak ada harganya lagi sebagai manusia, sebagai pria, sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga. Mereka berhasil meruntuhkan kepercayaan diri saya sebagai manusia,” kata MS dalam surat terbukanya yang dikutip Suara.com, Rabu (1/9/2021).

(sc)

Komentar