“Politik Industri Nasional dan Program Hilirisasi”

Tantangan utama dalam politik industri di Indonesia lanjut Fachru, terjadi paradoks yang seharusnya bisa diatasi oleh politik industri. “Politik industri harus dapat memilah-milah mana jebakan-jebakan paradoks kepada industrialisasi, mana yang akan membawa hilirisasi yang mengandung muatan proses industrialisasi.” Kata Fachru.

Hambatan yang selalu muncul dalam politik industri adalah karena terlalu berorientasi pada finance/keuangan. Sehingga indikator yang muncul serinkali misleading atau salah arah oleh sektor keuangan. Seolah-olah telah tercipta akumulasi petumbuhan, padahal bukan. Finance menciptakan target yang salah sasaran.

Facru juga menyatakan bahwa politik industri yang langsung pada ekspor apalagi hanya tergantung pada harga komoditas internasional tidak akan menumbuhkan ekonomi domestik karena akan tidak balance.

“Ekspor langsung barang mentah tidak akan menciptakan surplus dan akumulasi, bahkan pada ujungnya politik industri akan berorientasi pada kebijakan politik moneter.” Ungkapnya. 

Ia juga mengingatkan akan pentingnya mekanisasi di Indonesia. Mekanisasi telah memasuki tingkat yang semakn mengalami penurunan.

“Mekanisasi yang kuat merupakan indikator dari adanya orientasi yang cukup kuat ke arah politk industri dan hilirisasi. Jika pemerintah ingin mengembangkan Politik Industri maka perlu meningkatkan mekanisasi di Indonesia.” Pungkasnya.

Komentar