Sudan Berkecamuk, 43 WNI Berhasil Dievaluasi Ditengah Konflik Yang Memanas

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Perang saudara yang melanda Sudan sejak 15 April lalu, membuat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum, Ibu Kota Negara itu, sempat kesulitan melakukan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang terhebat ditengah konflik.

Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri, mengungkapkan, bahwa kondisi perang yang terjadi tengah ‘memanas’, sehingga baru sebagian kecil WNI yang berhasil dipindahkan ke Safe House KBRI.

“Tim KBRI sejauh ini telah mengevakuasi 43 WNI yang terjebak di lokasi pertempuran, ke Safe House di KBRI Khartoum,” ungkap Retno, dalam keterangan Pers.

Berdasarkan data, jumlah WNI yang tercatat di KBRI Khartoum mencapai 1.209 orang, yang sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa, yang bertempat tinggal di Khartoum.

Ia mengatakan, sejak konflik perang saudara ini berlangsung, pihak KBRI Sudan, sudah melakukan kontak dengan para WNI.

“Sejak awal konflik bersenjata, KBRI Khartoum melakukan kontak dengan para WNI, satu hari setelah pertempuran pada 16 April. Kementerian Luar Negeri dan KBRI Khartoum, mengadakan pertemuan virtual dengan para WNI dan para organisasi masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Ia menambahkan, saat ini, KBRI Khartoum bekerja sama dengan Organisasi Masyarakat di Sudan, sudah memberikan bantuan makanan dan logistik, meskipun bantuan tersebut sempat tertahan karena kondisi yang mencekam.

“Namun seperti yang saya sampaikan tadi, pemberian logistik tidak mungkin dilakukan di tengah pertempuran yang terjadi. tentunya keselamatan menjadi prioritas utama,” tambahnya.

Retno menyebut, status keamanan di Sudan saat ini, sedang dalam kondisi siaga 1. Upaya evakuasi lebih lanjut, masih menunggu waktu yang tepat untuk dilakukan.

Selain itu, Ia juga menyampaikan, pasca berkomunikasi dengan Dubes untuk Indonesia di Khartoum, diketahui, saat ini belum ada satu evakuasi warga negara asing dari Khartoum.

Komentar