Sumpah Pemuda Merupakan Salah Satu Tonggak Penting Dalam Proses Kemerdekaan Bangsa Indonesia

JurnalPatroliNews – Semarang – Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober telah memasuki tahun ke 94 dalam perayaannya, Sumpah Pemuda yang merupakan salah satu tonggak Penting dalam Proses Kemerdekaan Bangsa Indonesia, dalam sumpah pemuda tercermin bagaimana para Pemuda yang berasal dari berbagai latar belakang Pendidikan, Budaya, suku dan kepentingan Politik mampu mengesampingkan sejenak berbagai kepentingan yang mereka panggul untuk merumuskan suatu kesatuan pandangan mengenai Hidup Berbangsa dan bernegara yang merdeka, hal ini kemudian terejawantahkan dengan janji dan sumpah untuk bertumpah darah, berbangsa dan berbahasa satu  yaitu Indonesia.

 Menjelang 100 tahun sumpah pemuda Bangsa Indonesia dihadapkan dengan berbagai kenyataan yang merongrong persatuan dan kesatuan yang digaungkan para pemuda pada tahun 1928 tersebut, intoleransi, berita bohong dan fanatisme sempit yang dipertajam oleh politik identitas  diperparah dengan adanya pandemi dan resesi yang diperkirakan akan terjadi di 2023

Oleh Karena Itulah  pada Jumat 28 Oktober 2022 Pancasila : voice of humanity diselenggarakan sebagai refleksi dari momentum sumpah pemuda terhadap kenyataan hidup berbangsa, tentang Bagaimana nilai nilai luhur sumpah pemuda yang tertanam dalam Pancasila seperti penghormatan terhadap keberagaman, gotong royong serta toleransi tidak saja masih relevan namun juga merupakan obat ampuh bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi unsur Unsur yang dapat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara

Acara yang diselenggarakan di Holy Stadium, Semarang dengan dihadiri oleh para pelajar se-Kota Semarang dan Jawa Tengah, Organisasi kepemudaan dan Organisasi Keagamaan ini mengajak kita sebagai bangsa Indonesia untuk kembali kepada nilai luhur Pancasila yaitu kemanusiaan, toleransi dan perayaan keberagaman, dengan Mengundang para tokoh bangsa seperti Gubernur Jawa Tengah  Ganjar Pranowo , Budayawan Ngatawi Al Zastrow Serta Staff Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo diharapkan Nilai nilai Pancasila dan kemanusiaan tidak hanya dibicarakan sebagai teori dan konsep saja namun juga dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari

Dalam Acara yang dibuka dengan Doa lintas agama dan Sendratari dari anak anak yang bertemakan toleransi dan Kebhinekaan ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan bahwa   Ruang-ruang bertemu dan berdialog untuk anak-anak yang berbeda sekolah, agama, dan kelompok harus diperbanyak. Kegiatan bertandang antarsekolah dan antar warga dari rumah-rumah ibadah yang berbeda, mesti terus dilakukan untuk memberikan ruang dialog, sehingga anak-anak saling memahami perbedaan yang ada.

Dengan ini diharapkan bahwa toleransi tidak hanya bergaung dan dibicarakan namun menjadi hal yang benar benar dipahami dan dihidupi tidak hanya oleh anak anak namun juga orang tua mereka, dalam kesempatan ini ganjar juga sempat berdialog di panggung dengan Empat Orang Anak yaitu Oni dan Rosyid, dua anak yang terlibat dalam pertunjukan drama musikal yang menyatakan bahwa “untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila, kita harus toleransi kepada teman dan orang lain. Saling menghargai dan menyayangi teman, meskipun beda agama harus tetap toleransi,” ujar Oni dan Rosyid kepada Ganjar.

Dua anak lainnya yang berdialog dengan Ganjar adalah Mikhayla, siswi kelas 4 SD Terang Bangsa, dan Miftahul Falah, siswa SMPN 19 Semarang. Keduanya diminta Ganjar untuk menjelaskan apa itu toleransi. Menurut mereka, toleransi adalah tidak saling menyakiti, tetapi saling menghormati serta saling menolong kepada siapa pun. Tidak peduli apa suku dan agamanya.

“Toleransi itu harus tidak boleh menghina agama orang. Teman sekolah ada yang pernah menghina  Saya bilangin, kamu kalau hina agama orang berdosa,” ujar Mikhayla, yang bercita-cita menjadi dokter dan pelukis itu kepada Ganjar.

Komentar