Pilkada dan Pilkoplo di Tahun 2024: Pendidikan Politik Bangsa atau Sekedar Dagang Sapi

Oleh: Andre Vincent Wenas

JurnalPatroliNews – Jakarta – Siapa bilang sekarang sudah tenang lantaran Pemilu 2024 katanya usai. Belum, sabar, masih ada 500-an lebih daerah yang akan memilih kepala daerah mereka lewat mekanisme Pilkada.

Event-nya bakal diselenggarakan pada 27 November 2024. Ya, tahun ini juga, praktis sekitar 6-7 bulan lagi sejak April 2024.

Kepala daerah yang masa kepemimpinannya berakhir pada tahun 2022, 2023, 2024, dan 2025 bakal dikonteskan. Pilkada serentak seperti ini adalah yang kelima kalinya, tapi yang melibatkan seluruh povinsi, kabupaten dan kota adalah baru pertama kalinya.

Ini event besar-besaran yang berskala nasional, tapi keramaiannya bakal di tiap kabupaten/kota plus provinsi. Kecuali provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang gubernurnya tidak dipilih. Juga walikota/bupati di Jakarta Pusat, Utara, Timur, Barat, Selatan dan Kepulauan Seribu yang bakal ditunjuk Gubernur terpilih nantinya. Bakalan seru.

Pada Pilkada serentak 27 November 2024 melibatkan seluruh 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota. Total 545 daerah di seluruh Indonesia.

Kasak-kusuk (istilah kerennya: lobbying) sekarang tengah berlangsung diantara para politisi (atau partai politik) dan berbagai kelompok kepentingan (vested interest groups).

Undangan ketemuan untuk “ngobrol-ngobrol” seputar kondisi atau permasalahan daerah dan siapa saja kandidat yang dianggap cocok untuk menjadi solusi tengah digodok di internal parpol atau pun ormas, termasuk juga organisasi-organisasi relawan.

Mulai sekarang kita sudah disuguhi baliho dan iklan di berbagai platform media sosial maupun arus utama. Beberapa hari lalu kebetulan saya sempat berkunjung ke Kalimantan, Bali, Banten dan Bandung. Di sana pun baliho-baliho “pemanasan” untuk “jual diri” sudah mulai bertebaran. Rasanya daerah lainnya pun tak ketinggalan, hampir pasti sudah banyak pula yang “curi start” berkampanye.

Nama-nama popular mulai digosok kembali, agar tetap mengilap dan punya “nilai jual” di mata para Ketum Parpol dan para “sponsor”. Misalnya nama Kaesang Pangarep (PSI), Grace Natalie (PSI), Sahroni (Nasdem), Ridwan Kamil (Golkar), Erwin Aksa (Golkar), Ahmad Zaki (Golkar) dikabarkan bakal meramaikan bursa calon Gubernur/Wagub Jakarta.

Di Bandung ada nama Marshal (PSI) dan beberapa kandidat beken lainnya. Di Banjarmasin dan Manado ada tokoh-tokoh lama maupun baru, juga di daerah-daerah lainnya. Pokoknya bakalan gempita.

Pengusaha (kebanyakan UMKM) di bidang baliho dan atribut kampanye bakal panen raya lagi. Perekonomian yang digerakan oleh aktivitas politik bergulir lagi.

Komentar