Sandiaga Uno Menolak Bali Disebut Overtourism dengan Alasan Berikut!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menanggapi pernyataan World Travel & Tourism Council (WTTC) yang menyebutkan bahwa Bali mengalami kelebihan turis atau overtourism.

Menurut Sandiaga, overtourism memang menjadi isu yang perlu diperhatikan, tetapi ia membantah bahwa jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik sudah sesuai dengan proyeksi pemerintah.

“Pak Handy (General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali) telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada lonjakan yang signifikan,” ujar Sandiaga dalam Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Rabu (3/1/24).

Menurut Sandiaga, permasalahan sebenarnya bukan pada jumlah wisatawan yang datang ke Bali, melainkan pada kurangnya pengaturan dan penyebaran wisatawan di berbagai daerah Bali. Ia menyatakan bahwa pihak pemerintah telah mempromosikan destinasi pariwisata di Bali Utara, Bali Barat, dan Bali Timur, namun wisatawan masih cenderung berkumpul di Bali Selatan.

“Kami mendorong investasi lebih banyak di luar Bali Selatan agar distribusi wisatawan lebih merata,” tambahnya.

Walau begitu, pemerintah tetap berencana mengambil langkah-langkah untuk mengatasi overtourism. Salah satu solusi yang diusulkan adalah memperkenalkan pajak wisata sebesar Rp150 ribu bagi turis asing dan merencanakan pembangunan Light Rail Transit (LRT) sebagai sarana transportasi publik di Pulau Dewata.

“Meskipun overtourism menjadi perhatian kami, angka kunjungan masih di bawah 30 persen dibandingkan dengan tahun 2019,” ungkap Sandiaga.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, menambahkan bahwa jumlah kunjungan wisman hingga akhir tahun 2023 mencapai 5.328.238 orang, sedangkan wisnus mencapai 9.877.911 orang.

Meskipun kunjungan tersebut melebihi ekspektasi, Tjok Bagus mengakui adanya kendala seperti kemacetan lalu lintas, terutama di wilayah Bali Selatan.

“Peningkatan jumlah kendaraan dan keterbatasan tempat parkir di pusat oleh-oleh menjadi penyebab utama kemacetan. Kami berharap masalah ini dapat diatasi untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang,” jelas Tjok Bagus.

Komentar