JurnalPatroliNews – Jakarta – Suasana gejolak demokrasi Indonesia semakin memuncak setelah berlangsungnya Debat Cawapres 2024 pada Jumat, 22 Desember 2023. Sorotan publik, khususnya netizen, tertuju pada pasangan calon Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Anies Baswedan.
Melalui analisis big data dari Institut Indonesia untuk Kebijakan Pembangunan (Indef), perbincangan di berbagai platform, terutama Twitter, mencapai puncaknya dengan angka luar biasa, yaitu 13.300. Angka ini mengungguli pasangan calon lain seperti Prabowo-Gibran dengan 4.800 dan Ganjar-Mahfud dengan 2.000.
Namun, kekhawatiran muncul: apakah perbincangan tersebut didominasi oleh sentimen positif atau justru sentimen negatif?
Riset Indef melaporkan bahwa setelah Debat Cawapres 2024, sentimen negatif terhadap Anies-Cak Imin jauh lebih besar dibandingkan dengan pasangan calon lainnya. Pasangan Prabowo-Gibran, misalnya, memiliki sentimen positif sebesar 77,69% dan sentimen negatif 22,31%. Sementara pasangan Ganjar-Mahfud mendapatkan sentimen positif 64,03% dan sentimen negatif 35,97%. Kontras dengan itu, pasangan Anies-Cak Imin hanya mendapatkan sentimen positif sebesar 4,27%.
“Ini disebabkan oleh penilaian netizen terhadap performa Cak Imin yang dinilai kurang selama debat, dan ini bisa berdampak pada elektabilitasnya bersama Anies,” demikian hasil riset dari Continuum Indef.
Dalam rangkaian pengumpulan data pada 22 Desember 2023 pukul 19.00-21.50, riset mencakup 23.424 pembicaraan dari 17.125 akun Twitter. Dalam analisis tersebut, puncak perbincangan tercatat pada pukul 20.00 WIB.
Sorotan publik terhadap Anies-Cak Imin setelah debat mencerminkan dinamika demokrasi yang hangat di Indonesia, sementara netizen memberikan penilaian masing-masing, menyebut Mahfud MD berpengalaman, Gibran luar biasa, dan Cak Imin seringkali melakukan kesalahan yang mencolok.
Komentar