Banteng Asli Siap Tarung Jadi Ketum PDI Perjuangan

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Kursi panas Ketum PDI Perjuangan kembali digoyang. Salah satu mantan kadernya yang juga Ketua Ormas Komunitas Banteng Asli Nusantara (KOMBATAN) Budi Mulyawan mengatakan sudah saatnya para kader PDI Perjuangan memikirkan masa depan partai setelah era Presiden Jokowi selesai di priode 2024.

“Melihat dinamika politik yang semakin KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme) di dalam tubuh partai sehingga berimbas kepada tergerusnya lumbung-lumbung sura politik di berbagai daerah, perlu kiranya ini menjadi reprensi menuju langkah perbaikan serta kinerja yang lebih baik lagi kedepannya, “ucap Budi Mulyawan yang akrab disapa Cepy saat lewat pesan singkat whatapp kepada redaksi IbukotaTV, Rabu 31 Maret 2021.

Menurut Budi PDI Perjuangan adalah partainya wong cilik dan sudah seharusnya membela kepentingan wong cilik, bukan malah mempersulit, apalagi menyengsarakan secara ekonomi.

“Kami rindu perjuangan Bung Karno, yang selalu memikirkan kesejahteraan wong cilik. Beliau berani dalam bersikap dan konsisten melawan kapitalisme dan otoriter politik asing”.

Budi Mulyawan mengaku siap maju menjadi Kandidat Ketua Umum Partai PDI Perjuangan dalam Kongres PDI Perjuangan VI mendatang.
“Saya mencoba mempelopori untuk tampil mencalonkan diri sebagai Kandidat Ketua Umum PDI Perjuangan dari unsur rakyat jelata,”ujarnya.
Pimpinan relawan militan Jokowi yang setahun ini berubah Ormas (Organisasi Masyarakat) kalangan nasionalis penerus Proklamator Soekarno ini

mengatakan, dirinya secara pribadi tetap berkeinginan Megawati menjadi Ketum partai berlogo banteng tersebut.

Namun, Budi Mulyawan yang akrab dipanggil Cepi ini mempertimbangkan tuntutan zaman, perkembangan nasional, sehingga Megawati yang sudah sangat senior dalam perpolitikan di tanah air, dipandang lebih patut menjadi guru politik bangsa mewakili kaum perempuan Indonesia.

“Juga karena mempertimbangan faktor usia beliau, sehingga tidak arif jika sebagai kader PDI Perjuangan masih tetap mendorong agar guru politik ini mengemban partai yang tantangannya semakin berat,” tegas Budi Mulyawan yang mengklaim Ormas-nya merupakan kader tulen visi nasionalisme Proklamator Soekarno.

Cepi yang termasuk pelaku sejarah pergerakan cikal bakal terjadinya Reformasi ’98, yakni “Tragedi Kudatuli 1996” ini, menegaskan PDI Perjuangan harus jadi partai modern yang berbasis ideologi dan kepeloporan pemuda. Ini yang harus dikedepankan untuk mempertahankan kemenangan serta kejayaan partai menuju Indonesia yang dicita citakan proklamator bangsa.

“Atas dasar itulah berarti harus ada kader-kader partai yang siap dan berani untuk tampil di dalam pemilihan Ketum PDI-Perjuangan,” ucap kader PDI Perjuangan sejak nama partai masih PDI (Partai Demokrasi Indonesia). “Dari rakyat, Oleh rakyat, Untuk rakyat”.

Dalam kongres mendatang, Budi mengaku sangat mendukung keturunan Bung Karno untuk tampil meneruskan kepemimpinan Megawati. Namun, bukan berarti kader-kader PDI Perjuangan yang lain tidak bisa tampil dan punya kesempatan yang sama.

“Dengan tampilnya kader-kader lain di luar garis keturunan Bung Karno membuktikan bahwa PDI Perjuangan adalah partai yang terbuka dan demokratis sebagaimana nama partai,” tegasnya.

Budi mengaku sejak menjadi kader PDI Perjuangan tahun 1990, dirinya sangat memahami pikiran pikiran Megawati hingga berhasil membesarkan partai. Dia sendiri sebagai kader partai selama ini juga berjuang dalam platform relawan Kombatan hingga menjadi satu-satunya Ormas nasionalis penerus cita-cita Proklamator Bung Karno. Karena itu, Budi mengaku optimistis mampu menahkodai PDI Perjuangan.

Menyambut kongres nanti, Budi mengajak seluruh kader PDI Perjuangan untuk turut serta meramaikan pemilihan Ketum PDI Perjuangan.

“Hal itu cukup krusial dan mendasar agar marwah Kongres PDI Perjuangan benar benar merupakan representasi demokrasi politik di tanah air, khususnya dalam menampung seluruh aspirasi kader,” kata dia.

“Sehingga, Kongres PDI Perjuangan nanti dapat menghasilkan dewan pimpinan yang amanah,” imbuh pimpinan Ormas Kombatan yang Ketua Dewan Pembinanya Sidarto Danusoebroto dan Ketua Dewan Penasihat Eros Djarot.

(***/Bn)

Komentar