Filipina Panas Mendidih, Sekolah Ditutup Sementara

JurnalPatroliNews – Manila,- Gelombang panas yang melanda Filipina di awal bulan April ini telah memaksa sejumlah sekolah di Manila untuk menutup pintunya sementara. Kota yang padat penduduk ini dilanda suhu ekstrem yang mencapai 42 derajat Celsius.

Pemerintah setempat mengambil langkah tegas setelah indeks panas mencapai tingkat “bahaya”, dengan beberapa wilayah termasuk Quezon, mengalami penutupan sementara sekolah dasar dan menengah.

Di samping itu, pejabat setempat memberikan opsi kepada sekolah-sekolah di daerah lain untuk mengadopsi pembelajaran jarak jauh. Beberapa sekolah bahkan memilih untuk memperpendek jam pelajaran agar siswa tidak terpapar pada waktu terpanas.

“Indeks panas 42-51 C dapat menyebabkan kram panas dan kelelahan akibat panas dengan serangan panas mungkin terjadi jika paparan terus-menerus,” kata peramal cuaca setempat dalam sebuah peringatan dikutip AFP Minggu, (7/4/24). “Kram panas dan kelelahan panas juga mungkin terjadi pada suhu 33-41 C,” katanya.

Perkiraan cuaca menunjukkan bahwa kondisi ekstrem ini akan berlanjut hingga Rabu, dengan suhu yang diprediksi bisa mencapai 43 derajat Celsius.

“Pada tahun 2021-2022, aliran keuangan global terkait iklim meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2019-20, namun masih hanya mewakili 1% dari PDB global,” menurut laporan organisasi nirlaba Climate Policy Initiative, yang dikutip oleh WMO.

“Aliran keuangan ini berjumlah US$ 1,3 triliun setara dengan PDB Indonesia dan sekitar setengah PDB Perancis sebagai perbandingan. Namun, investasi perlu ditingkatkan enam kali lipat dan mencapai US$ 9 triliun pada tahun 2030 (dengan kata lain, tiga kali lipat PDB Inggris saat ini) agar tetap berada dalam target 1,5 derajat Celcius ditetapkan oleh Perjanjian Paris,” ujarnya.

Komentar