Heboh Macron Disebut Serang Islam Lukai Muslim, Ini Faktanya!

JurnalPatroliNews – Jakarta, Presiden Prancis Emannuel Macron mengundang kehebohan. Ia disebut telah melakukan serangan dan melukai dunia Islam.

Ini akibat pernyataan Macron setelah seorang guru di Prancis dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas yang ia pimpin, seraya berbicara soal kebebasan.

Dalam kepercayaan Muslim, tokoh Nabi tidak boleh digambarkan seperti manusia, karena hal tersebut adalah bentuk penghinaan.

Macron berujar sang guru ‘dibunuh karena kaum Islamis menginginkan masa depan kita’. Ia juga sempat berujar bahwa ‘Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia’.

Hal ini menimbulkan kritik keras dari sejumlah pemimpin negara Islam. Di antaranya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Pakistan Imran Khan.

“Dia butuh perawatan mental. Apalagi yang bisa kita katakan kepada seorang presiden yang tidak memahami kebebesan berkeyakinan,” kata Erdogan.

“Ini adalah saat di mana Presiden Macron bisa memberi penyembuhan dan menyangkal ruang bagi para ektremis daripada menciptakan polarisasi & marginalisasi lebih lanjut yang mengarah ke radikalisasi,” kata Imran Khan.

“Dengan menyerang Islam, jelas tanpa memahaminya, Presiden Macron telah menyerang & melukai sentimen jutaan Muslim di Eropa & di seluruh dunia,” kata Khan lagi.

Bukan hanya selesai di situ, Macron juga kembali berkomentar pada Minggu (25/10/2020). Ia menegaskan tak akan menyerah pada fanastisme.

“Kami tidak akan pernah menyerah kepada radikal Islam,” katanya dikutip dari AFP.

“Kami tidak menerima pidato kebencian dan mempertahankan debat yang masuk akal.”

“Sejarah kami adalah memerangi tirani dan fanatisme. Kami akan teruskan.”

Macron telah memicu kontroversi sejak awal September. Saat itu, ia mengajukan UU untuk ‘separatisme Islam’ di Prancis.

Sementara itu, sejumlah warga negara Timur Tengah melakukan boikot ke Macron. Di antaranya di Kuwait dan Qatar.

Ini juga dikomentari pemerintahan Prancis dengan menyebutnya seruan tak berdasar.
Prancis meminta hal tersebur segera dihentikan.

“Seperti halnya semua serangan terhadap negara kami yang telah dimanipulasi oleh minoritas radikal,” kata pernyataan kementerian.

(cnbc)

Komentar