Ungkap Harga Kedelai dengan Jumlah Babi di China, Anthony Budiawan: Siapa yang Kasih Data Menyesatkan ke Mendag?

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Klaim peternakan babi di China yang mencapai miliaran ekor sebagaimana disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi diragukan.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengungkap, jumlah babi yang ada di negeri ginseng tersebut tidak sebanyak yang digembar-gemborkan Mendag.

“Siapa nih yang kasih data menyesatkan ke Mendag?” kata Anthony Budiawan dikutip dari akun Twitternya, Senin (21/2).

Mengutip data yang disuguhkan Reuters pada 21 April 2021, jumlah babi yang ada di China tidak sampai miliaran ekor.

“Jumlah babi di China hanya 406 juta, bukan miliaran,” lanjut Anthony.

Selain itu, kedelai sudah digunakan China sebagai pakan babi sejak lama dan bukan menjadi bahan utama pakan di peternakan babi.

“Jagung merupakan bahan utama pakan babi. Kedelai dari dulu bagian dari pakan babi. China tahun ini mulai mengurangi kedelai untuk pakan babi,” tandasnya.

Menteri Perdagangan sebelumnya mengungkap dua alasan harga kedelai di Indonesia melambung.

Pertama, karena alasan cuaca buruk di Argentina sebagai salah satu negara pengekspor kedelai. Kedua, permintaan kedelai tinggi dari China karena untuk memberi pakan miliaran babi.

“Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan China itu makan kedelai,” kata Lutfi.

Komentar