Ny. Endang Budi Karya Sumadi Dukung Tenun Tradisional Bali Tak Dijiplak Pihak Lain

Sementara itu, Ny. Putri Koster menjelaskan bahwa tiap kabupaten/kota di Bali memiliki ciri khas dalam hasil karya tenun tradisional. Khusus untuk Kabupaten Jembrana, penenun di sini tampil dengan ciri khas motif Jalak Bali. Motif hewan langka ini diambil karena Jalak Bali merupakan satwa endemik yang hanya hidup di hutan Bali barat. Hanya saja, ia menyayangkan karena motif ini belakangan sudah dijiplak dan mulai diproduksi di luar daerah.  Bukan hanya motif Jalak Bali, Putri Koster menyebut, secara umum endek Bali telah dijiplak dan diproduksi massal di Troso. Menyikapi hal itu, Dekranasda Bali gencar melakukan edukasi dan pembinaan dan belakangan mulai membuahkan hasil. Sejalan dengan itu, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster berhasil memperjuangkan sehingga endek Bali saat ini telah mengantongi hak kekayaan komunal. Dengan hak kekayaan komunal ini, secara teknis dan ilmu pengetahuan tentang endek resmi milik masyarakat Bali.

“Kami ingin tenun khas Bali diproduksi di sini. Kalau pemasarannya, boleh kemana saja.  Sama seperti tenun khas tradisional daerah lain seperti Palembang,” harapnya. 

Menanggapi hal itu, Ny. Endang Budi Karya Semadi mendorong Dekranasda Bali menyampaikan protes keras kepada daerah yang mewilayahi produsen kain jiplakan tenun tradisional. Menurut pengamatannya, yang dijiplak bukan hanya tenun Bali, tapi juga daerah lain seperti NTT dan Palembang.

“Sayang sekali, ini harus di protes keras. Kita mesti pikirkan penenun tradisional. Ini budaya bangsa yang harus dilindungi,” tandasnya.

Pemilik IKM Kembang Sari Gusti Ayu Putu Windi Astari menyampaikan terima kasih atas kunjungan rombongan istri Menhub RI. Ia pun menyambut Ny. Endang Budi Karya Semadi dengan selempangan selendang bermotif pala taji. Dijelaskan Windi Astari, IKM yang dikelolanya membina 25 penenun.

Komentar