Ini Taktik Jitu Olly Dondokambey “Merahkan” Sulut

”To be prepared for war is one of the most effectual means of preserving peace.” (George Washington).

Jurnalpatrolinews – Manado : Pilkada serentak Sulawesi Utara digelar persis tak berapa lama setelah Pilpres Amerika Serikat digelar yang dimenangkan oleh Joe Biden dari kubu opisisi mengalahkan petahana Donald Trump yang disebut-sebut sulit dikalahkan.

Kemenangan Biden seolah menjadi amunisi kontender kontestasi Pilkada Sulut sebagai motivasi untuk mengalahkan petahana. Maka mereka pun langsung gencar melemparkan berbagai isu untuk menggerus elektabilitas Olly Steven yang diumumkan oleh LSI sebagai pemenang, sekaligus menuding lembaga survei itu hanya melakukan pencitraan untuk pemenangan Olly Steven.

Malam itu. Dalam sebuah rapat terbatas. Yang hanya dihadiri oleh beberapa orang saja serta pasangan Olly Dondokambey, usai mengikuti pemaparan dari lembaga Survey, sang Don (Olly Dondokambey) langsung nyeletuk.

“Berarti tidak ada yang anomali. Semua sudah sesuai dengan perhitungan kita. Politik itu memang ilmu pasti,” tutur Olly Dondokambey.

Sejenak saya terdiam. Dalam benak saya dan tentu teman-teman yang lain, hampir tidak pecaya kalau hasilnya akan berselisih jauh bahkan mendekati 40% dengan lawan. Jujur kami ragu. Serangan buzzer di FB sebegitu massif dan stigma Olly tidak bisa memperjuangkan harga cengkih menjadi isu besar pasca debat kedua.

Tapi sorot mata Don yang tajam disertai ekspresi kening mengernyit ingin menegaskan bahwa dirinya tidak akan salah hitung. Bahwa Pilkada serentak baik Sulawesi utara dan 7 Kabupaten Kota lainnya sudah dalam genggaman.

Beberapa hari kemudian. Yakni tak berapa lama usai pencoblosan di tanggal 9 Desember 2020, sejumlah lembaga yang melakukan quick count langsung mengumumkan kemenangan telak dan total 7 dari 8 perhelatan politik di Sulawesi Utara (7 Kabupaten/Kota dan 1 Propinsi) langsung dimenangkan oleh PDI Perjuangan yang dinahkodai Olly Dondokambey.

Saya pun senyum penuh makna. You defeneatly right Don!

Lalu apa saja strategi Olly itu?

1) Memilih kandidat yang tepat

Dalam pilkada, pemilihan sosok yang diusung itu sangat vital. Prinsip “the right man on the right place” itu harus diterapkan dengan cermat. Sosok yang diusung menjadi kandidat bupati/wakil bupati dan calon walikota/wakil walikota adalah mereka yang memang dikenal di wilayahnya, dan secara kualitas punya kapasitas menjadi pemimpin.

2) Partai dan jaringan relawan bahu-membahu

Dalam pilkada, mesin poltik yakni partai memegang peranan yang sangat penting. Karena itu, konsolidasi partai menjadi agenda utama. Selain partai politik, peran relawan juga sangat vital. Relawan yang lintas partai ini merupakan ujung tombak. Karena itu, ketika melantik sejumlah relawan, Olly selalu menekankan pentingnya mereka mendukung calon bupati/walikota di daerah masing-masing yang diusung PDIP.

3) Lawan dijadikan kawan

Di dunia politik, tak ada lawan yang abadi. Prinsip ini yang digunakan Olly, dengan merangkul sejumlah tokoh berpengaruh yang secara tradisional merupakan lawan. Jimmy Rimba Rogi di Manado, contohnya. Begitu juga Stefanus Vreeke Runtu di Minahasa, dan Syerly Adelyn Sompotan di Tomohon. Dari bumi Nusa Utara ada sosok Helmud Hontong, kader Partai Golkar yang secara tegas mendukung Olly. Kemudian sosok Elly Lasut, yang sempat dikabarakan berseteru namun belakangan dengan terbuka menyatakan dukungan pada Olly.

Para tokoh yang ditarik menjadi kawan itu masing-masing punya basis massa yang signifikan dan sangat disegani di wilayah masing-masing. Otomatis basis massa mereka ikut beralih mendukung Olly Steven untuk pilgub, dan memilih kandidat PDIP di wilayah masing-masing.

4) Prestasi nyata. Bukti keberhasilan pemerintahan tidak bisa dipungkiri menjadi kunci kekuatan Olly Steven. Pasangan ini telah melakukan banyak hal untuk Sulawesi Utara. Yang dilakukan Olly Steven itu bisa dilihat dan terukur. Baik infrastruktur maupun kemajuan di bidang ekonomi, pertanian dan di bidang lain.

Yang dilakukan Olly Steven itu dirasakan masyarakat, yang menilai apa yang dilakukan pasangan ini harus dilanjutkan oleh figur yang sama. Hal ini memberikan dampak positif bagi kandidat PDIP di kabupaten/kota. Jargon “sinergitas” terbukti cukup ampuh dan masyarakat rupanya memang ingin agar pemimpin di kabupaten/kota bisa sejalan dan searah dengan pemimpin di tingkat provinsi, yang juga merupakan bagian darti pemerintahan nasional.

5) Daulat Rakyat.
Bagi Olly Dondokambey, satu hal yang pasti, suara rakyat adalah suara Tuhan. Maka yang harus berdaulat adalah rakyat. Dalam pengertian kepentingan rakyat banyaklah yang harus diutamakan. Untuk mengukur kebutuhan dan harapan rakyat itulah dibutuhkan survei yang akurat dan ilmiah untuk menentukan preferesi pemilih. Termasuk di dalamnya kebutuhan lembaga-lembaga keagamaan serta keumatan dalam menjalankan kehidupan sosialnya.

Dalam konsepsi inilah, Olly benar-benar memahami konsepsi; Politics is presentcy.

Dia tak pernah alpa dalam hal kegiatan keagamaan. Karena baginya pemimpin yang memberikan teladan, tidak hanya bisa berbicara tentang keimanan tapi juga menghayatinya. Dan inilah yang membuat rakyat Sulawesi Utara yang juga adalah umat dari masing-masing agamanya menjatuhkan pilihannya pada pasangan Olly Steven dan juga calon-calon di kabupaten kota lainnya. Dan itulah Daulat rakyat sesungguhnya.

Pola yang sama

Dengan kemenangan kandidat PDIP di pilkada Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), bisa dibilang kalau wilayah itu kini telah menjadi “merah”. Ditambah dengan Kabupaten Minahasa dan Minahasa Tenggara yang sebelumnya juga sudah “merah.”

Di kabupaten lain, para pemimpinnya sejak awal sudah menyatakan dukungannya pada Olly, seperti Yasti Soepredjo Mokoagow bupati Bolaang Mongondow, Tatong Bara walikota Kotamobagu dan Helmud Hontong, wakil bupati Kepulauan Sangihe. Pemenang pilkada Boltim versi quick count Sam Sachrul Mamonto-Oskar Manoppo di sejumlah kampanye juga menyatakan dukungannya pada Olly Steven. Begitu juga dengan Bupati Kepulauan Talaud, Elly Lasut.

Dan benar saja. Olly Dondokambey benar-benar menerapan strategy politik ilmiah layaknya pesan Sun Tsu dalam buku The Art War yang mengatakan victorious warrior win first and the go to war, while defeated warrior go to war first the seek the win.

Dengan menjadi merahnya sebagian besar wilayah di Sulut ditambah dukungan dari bupati/walikota non PDIP kepada Olly Steven, maka hakekatnya para pemimpin di Sulawesi Utara saat ini berada pada alur yang sama.

Tentu saja, hal ini akan memudahkan alur birokrasi serta kebijakan strategis pembangunan. Ujung-ujungnya yang merasakan dampaknya adalah masyarakat. Karena untuk pertama kali dalam sejarah, para pemimpin di kabupaten/kota akan punya misi dan visi yang sama dengan gubernur dan wakil gubernur Sulut. Yakni bagaimana menjadikan Sulut menjadi lebih hebat, lebih maju, dan punya peran signifikan sebagai pintu gerbang Pasifik.

Bukan hal yang mudah memang. Karena itu, tak lama setelah hasil quick count diumumkan, Olly mengajak semua pihak untuk menatap ke depan dan mengutamakan persatuan dan persaudaraan. Olly juga berharap, para calon kepala daerah yang menjadi pemenang tidak larut dalam euforia. Namun justru sebaliknya bersiap untuk bekerja keras melayani rakyat khususnya dalam menghadapi dampak pandemi.

Penulis: Veldy Reynold

Komentar