Aksi Massa, Ini Penjelasan Kapolres Konawe, Soal Pembakaran Pasilitas Smelter Nikel China di Sulawesi

JurnalPatroliNews – Jakarta, Pabrik pemurnian atau smelter nikel milik perusahaan China, PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara dibakar massa pada Senin (14/12/2020). Pembakaran ini terjadi pada saat pekerja melakukan aksi unjuk rasa.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Konawe Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yudi Kristanto menjelaskan kronologi demo ricuh hingga berakhir pembakaran fasilitas pabrik pemurnian nikel di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe tersebut.

Ia menyebut peristiwa ini berawal dari demonstrasi sejumlah massa dari luar pabrik, Senin pagi. Mereka mendesak perusahaan agar buruh yang sudah bekerja di atas tiga tahun diangkat sebagai pegawai tetap.

“Awalnya pendemo saja dan buruh akhirnya terprovokasi dan ikut-ikutan juga,” ujarnya kepada rekan media, Selasa (15/12/2020).

Informasi lain yang diperoleh rekan media, massa aksi yang menggelar demonstrasi adalah Serikat dan Perlindungan Tenaga Kerja (SPTK) Kabupaten Konawe bergabung Dewan Pengurus Wilayah Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional Sulawesi Tenggara.

Mereka meminta kejelasan perusahaan terkait perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) karyawan VDNI yang jangka waktu pekerjaannya lebih dari 36 bulan, agar diangkat menjadi karyawan tetap di PT VDNI.

Mereka juga menuntut kenaikan upah bagi buruh yang sudah lebih dari satu tahun bekerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 Pasal 42.

Menurut Kapolres, perusahaan telah memberi gaji kepada karyawannya sesuai dengan upah minimum regional (UMR).”Gajinya sudah sesuai UMR, jadi tidak ada masalah,” imbuhnya.

Demo pada awalnya berlangsung secara damai di depan pintu masuk PT VDNI. Namun, bentrokan pecah pada siang hari karena massa memaksa masuk ke area pabrik.

Polisi sempat menembakkan gas air mata namun sekitar sore, massa berhasil menembus barikade keamanan dan memasuki area pabrik. Massa membakar puluhan kendaraan dump truk dan alat berat eskavator.

Masa semakin tidak terkendali saat menjelang magrib, mereka melakukan pengrusakan dan pelemparan serta pembakaran terhadap fasilitas pabrik.

Bupati Konawe Kery Syaiful Konggoasa, Kapolda Sultra Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya dan Danrem 143 Haluoleo Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan sempat turun ke lapangan menenangkan massa.

Manajemen perusahaan smelter nikel, PT VDNI pun angkat bicara mengenai hal ini. Menurut manajemen, investigasi internal dilakukan secara mendalam untuk menindaklanjuti unjuk rasa berujung kerusuhan yang terjadi di pabrik.

Juru Bicara PT VDNI dan OSS Dyah Fadilat dalam keterangan resmi menyampaikan pada Selasa 15 Desember 2020 telah dilakukan upaya mediasi antara perwakilan karyawan dengan manajemen VDNI.

Dalam pertemuan Bupati Kerry Saiful Konggoasa, Wakil Bupati Gusli Topan Sabhara, Kapolda Sultra Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya, Danrem 143 Haluoleo Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan, menyayangkan kerusuhan tersebut.

“Semua pihak menyayangkan kejadian yang menimbulkan kerusakan dan merugikan banyak pihak, baik perusahaan, karyawan yang terganggu pekerjaannya, hingga warga sekitar pabrik yang terdampak aktivitas hariannya,” ujarnya, Selasa (15/12/2020).

Dyah mengatakan perusahaan akan mengambil langkah tegas melalui jalur hukum dengan melaporkan peristiwa perusakan dan kerusuhan yang terjadi di area pabrik ke Polda Sulawesi Tenggara untuk dilakukan investigasi sesuai hukum yang berlaku.

Kerusuhan tersebut telah mengakibatkan lumpuhnya aktivitas perusahaan karena alat pendukung pabrik rusak parah serta sekitar 40 alat berat dan kendaraan operasional milik perusahaan terbakar.

Dia menyebut President Director PT VDNI dan PT OSS, Tony Zhou Yuan menyampaikan kesedihannya atas peristiwa yang terjadi. Tony menyampaikan bahwa sejak kehadiran VDNI di Morosi, ia telah merencanakan program jangka panjang dengan salah satunya membangun fasilitas umum yang lebih baik, meskipun dengan segala keterbatasan yang ada di awal.

Di masa pandemi Covid-19 yang terjadi tahun ini pun perusahaan selalu semaksimal mungkin memberikan perlengkapan kesehatan yang dibutuhkan, tidak hanya untuk karyawan, namun juga untuk warga di sekitar pabrik.

“Pak Tony juga mengkhawatirkan bahwa kejadian ini dapat berdampak pada keraguan investor untuk datang berinvestasi ke Morosi, karena PT VDNI saat ini sedang merencanakan perluasan kawasan pabrik dan membutuhkan dukungan investor untuk melaksanakan rencana tersebut. Padahal, rencana investment tahap III ini akan berdampak sangat baik terhadap penyerapan tenaga kerja lokal yang lebih banyak lagi,” kata Dyah.

Terkait isu yang beredar mengenai perusahaan tidak pernah menaikkan gaji karyawan, manajemen menekankan bahwa isu tersebut tidak benar.

“Perusahaan selalu mengikuti aturan terkait sistem pengupahan atau gaji yang berlaku. Bahkan terdapat jalur prestasi untuk menjadi karyawan tetap yang diperuntukkan bagi karyawan yang memiliki kinerja baik,” paparnya.

(*/lk)

Komentar