Aneka Tambang Bakal Angkut 30-50 Ton Emas Freeport Gresik

Tony menjelaskan, bila smelter baru ini beroperasi, maka artinya Indonesia akan memiliki tambahan produksi katoda tembaga menjadi 500-600 ribu ton per tahun dari saat ini 300 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Namun demikian, dari produksi katoda tembaga yang ada saat ini saja, sekitar 50% atau sekitar 150 ribu ton masih diekspor karena tidak diserap oleh industri di dalam negeri.

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar industri penyerap katoda tembaga di Tanah Air juga dibangun dan dikembangkan, sehingga produksi katoda tembaga dari smelter mereka bisa ikut terserap oleh industri domestik.

“Kalau industri hilirnya gak tumbuh, ini 100% akan diekspor juga. Jadi, ini peluang yang sayang sekali bahwa ini harusnya kemudian menarik investor yang lebih hilir lagi, contoh pabrik kabel mobil listrik dan renewable energy,” tuturnya.

Tony mengatakan, hingga akhir Juli 2022 pembangunan fisik smelter Gresik ini telah mencapai 36,2% dan telah menyerap US$ 1,2 miliar dari total investasi hingga akhir sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun.

Komentar