Harga Minyak Dunia Melesat Tinggi, Pertamina Siap-Siap Ambil Langkah!

JurnalPatrolinews -Jakarta,- Ibarat Pesawat Jet, harga minyak mentah Dunia terus melesat tak terkendali lagi.

Tidak Kira-Kira, harga minyak mentah dunia telah menembus rekor terbaru sejak delapan tahun lalu, tepatnya sejak 2014.

Harga minyak jenis Brent hari ini, Senin (31/01) pagi berada di US$ 90,91 per barel, naik 0,98% dibandingkan posisi pada akhir pekan lalu. Dan Untuk jenis Light Sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 87,72 per barel, naik 0,9%.

Adapun Asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2022 ini ditetapkan sebesar US$ 63 per barel, sedangkan harga minyak di pasar Internasional kini telah mencapai hampir US$ 91 per barel tersebut, maka artinya ada perbedaan US$ 28 per barel.

Pada Oktober 2021 silam, saat harga minyak mentah masih di kisaran US$ 85 per barel, harga keekonomian bensin Pertalite (RON 90) seharusnya telah mencapai di atas Rp 11.000 per liter, dan untuk harga bensin Premium (RON 88) seharusnya telah mencapai sekitar Rp 9.000 per liter.

Sementara itu, harga jual bensin ke konsumen hingga saat ini masih dibanderol sebesar Rp 6.450 per liter untuk Premium, lalu Pertalite Rp 7.650 per liter dan Pertamax (RON 92) Rp 9.000 per liter.

“Pertalite ini bahan bakar umum, harganya secara normal sudah berada di atas Rp 11.000, harga keekonomiannya,” kata Soerjaningsih, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas, Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energen Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat Konferensi Pers, Senin (25/10/2021).

“Terkait Premium ini kompensasi, pastinya selisih harga jual Premium Rp 6.450 per liter dan harga keekonomian sekitar Rp 9.000 per liter bisa dihitung berapa kompensasi yang harus dibayarkan,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 117 tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden No.191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

Komentar