Misteri Nanggala -402, Ada Kemiripan Kisah Kapal Selam AL Argentina San Juan, Ini Harapan Laksda TNI (Purn) Soleman B. Ponto

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Misteri Kapal Selam Nanggala- 402 milik TNI AL hingga kini belum ada tanda-tanda ditemukan posisi titik kordinat tenggelamnya didasar laut,  Setelah melalui upaya pencarian panjang dan berhari-hari,  sampai saat ini masih belum dapat dipecahkan oleh Tim penyelamat.

Proses pencarian dibantu dari beberapa institusi dan juga berdatangan dari negara sahabat yang juga turut serta membantu dengan menggunakan peralatan canggih untuk menemukan kapal selam KRI Nanggala- 402 yang  mengalami musibah dalam latihan penembakan rudal terpedonya.

Dirangkum dari  Keterangan Kapuspen TNI Mayor Jenderal  Achmad Riad menyatakan, lokasi KRI Nanggala sudah terdeteksi. Diperkirakan, kapal selam yang hilang kontak itu tenggelam di dekat Celukan Bawang, perairan Bali utara. Indikasi tersebut didukung dengan temuan tumpahan minyak dan daya magnet yang cukup besar. ditemukan di sebuah kedalaman perairan laut Utara Bali, tepatnya pada jarak 25 mil atau 40 km dari pelabuhan Celukan Bawang Buleleng pada hari Jumat (23/04).

Rekan media sempat dialog dengan  Laksamana Muda TNI Soleman B. Ponto, S.T., M.H., adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Laut yang saat berdinas militer menjabat Kepala Badan Intelijen Strategis. Soleman, merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut tahun 1978, ia berasal dari kecabangan Korps Pelaut dan mahir dalam bidang Intelijen.

JP : Apakah menurut Pak Laksamana pernyataan Kapuspen TNI ini sudah memastikan titik kordinat tenggelamnya kapal Selam Nanggala 402 benar benar di Teluk Celukan Bawang ?

Ponto : Tentu harapan kita itu benar,  Namun apa yang disampaikan oleh Kapuspen kan baru sekedar penjelasan bahwa ada medan magnit besar. Sabtu (24/4).

Memang biasanya itu adalah kapal, namun kan bisa kapal lain. Kita berharap itu adalah KRI Nanggala 402

Belajar dari sejarah- sebelumnya, kalau ada kapal selam hilang selalu berakhir dengan meninggalkan kesedihan dan duka. Apa yang dialami KRI Nanggala mirip kisah kapal selam AL Argentina, San Juan pada 15 November 1917, pagi 07.30. Kapal tersebut mengalami masalah pada baterai lalu mengalami blackout. Lokasinya baru ditemukan setahun kemudian berkat info dari Kapal Selam Angkatan Laut Amerika Serikat.

JP : Apakah menurut Pak Laksamana melihat kejadian kapal selam KRI Nanggala 402 saat ini juga akan mengalami hal yang sama dengan Kapal Selam San Juan milik AL Argentina…?

Ponto : .Mudah mudahan aja tidak terjadi seperti itu.

JP : Bagaimana sesungguhnya cara menolong kapal selam yang mengalami musibah kecelakaan? Seperti kejadian KRI Nanggala 402 saat ini ? bisa dijelaskan secara tehnis dan tingkat kesulitannya..?

Pontoh :  Yah, Pertama kalau kapal itu sudah duduk didasar laut, maka diperlukan adanya alat seperti derek, kalau dilingkungan TNI AL disebut Hoist Crane. Lalu utk menyelamtkan ABK, itu dibutuhkan kapal selam mini yang nantinya akan duduk dilubang untuk keluar orang yang ada di KRI Nanggala itu, dengan catatan orang yang ada di KRI Nanggala itu masih bisa membuka tangkap yang ada pada lubang untuk keluar orang itu. Kalau tingkat tidak terbuka maka ABK tidak bisa keluar dari dalam kapal.

JP : Bagaimana tehnis kerja bantuan kapal dari luar negeri di antaranya kapal Poseidon dari Amerika Serikat dan juga HMAS Ballarat dan HMAS Sirius dari Australia, MV Swift Rescue milik AL Singapura untuk mencari keberadaaan kapal selam Nanggala 402 yang kita harapkan kapal-kapal tersebut memiliki peralatan canggih

Ponto : Mereka saat ini sedang berusaha untuk mencari titik kordinat keberadaan posisi KRI Nanggala dengan segala kemampuan alat-alat canggih yang dimilikinya.

JP: Bagaimana dengan nasib kru KRI Nanggal 402 saat ini berdasarkan persediaan oksigen di kapal selam tersebut hanya dapat bertahan 70 Jam dan saat ini waktu yang sudah ditentukan melewati, harapan apa dan perjuangan untuk hidup bagi para 53 awak kru yang ada di dalam kapal selam tersebut ?

Ponto: Kita doakan aja semoga mereka masih bisa bertahan dengan sisa sisa oksigen yang ada.

Berdasarkan pengalaman kejadian Kapal selam KRI Nanggala 402 saat ini, untuk sebagai masukan ke pada Pemerintahan Jokowi, bagaimana Indonesia mulai memperhatikan dengan peralatan alutsista militer dari TNI 3 Matra saat ini yang sudah uzur dan tidak efektif lagi.

JP : Lalu  bagaimana menurut Pak Laksamana..?

Ponto : Ya memang harus dilakukan peremajaan alutsista-alutsista yang sudah tua dan resiko bila di gunakan dapat segera diistirahatkan dan di ganti baru.

JP : Apa saran dan masukan untuk Pemerintahan Jokowi dan Panglima TNI dalam melengkapi moderenisasi dan menggantikan alutsista yang mulai merongrong ?

Ponto : Mordernisasi dan peremajaan alutsista TNI dapat dipertimbangkan untuk segera dilaksanakan.

Jalesveva Jayamahe

 

(*/Red)

Komentar