Terbang Ke Dubai, Jokowi Bakal Suarakan Kesejahteraan Negara Berkembang di KTT Iklim COP28

JurnalPatroliNews – Dubai – Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, telah berangkat menuju Dubai, Uni Emirat Arab pada Kamis, 30 November 2023, untuk menghadiri Konferensi Perubahan Iklim COP28 yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam perjalanannya, Jokowi menegaskan komitmennya terhadap kolaborasi global dalam pendanaan iklim, yang akan diutarakan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP28. Beliau berpendapat bahwa transisi yang inklusif menjadi kunci untuk menjamin keberlanjutan pembangunan.

Konferensi ini, yang merupakan yang ke-28 kalinya, akan dimulai dengan evaluasi kemajuan masing-masing negara dalam mencapai target Perjanjian Paris 2015. Sasarannya adalah membatasi emisi guna mencegah kenaikan suhu global melebihi 1,5 derajat Celsius.

“Saya akan menyuarakan pentingnya kesejahteraan masyarakat di negara-negara berkembang,” kata Jokowi sebelum keberangkatannya dari Lapangan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Jokowi menyoroti harapan dunia terhadap COP28, di mana aksi global konkret diharapkan dapat direalisasikan untuk membatasi kenaikan suhu global. Konferensi ini, yang berlangsung di Uni Emirat Arab sebagai negara produsen minyak terbesar, dianggap sebagai peluang krusial bagi pemerintahan dunia untuk mempercepat langkah-langkah terkait perubahan iklim. Namun, terdapat perbedaan pandangan mengenai penggunaan bahan bakar fosil, yang merupakan penyebab utama perubahan iklim.

Para pemimpin seperti Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dijadwalkan akan turut serta dalam acara ini, yang dimulai pada Kamis. Meskipun, Presiden Amerika Serikat Joe Biden diperkirakan tidak dapat hadir dan akan diwakili oleh Wakil Presiden Kamala Harris.

“Komitmen nyata harus diperkuat khususnya komitmen negara-negara maju untuk pendanaan iklim utamanya dalam rangka mencapai target net zero emission,” kata Jokowi.

COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, yang berlangsung dari 30 November hingga 12 Desember 2023, menarik perhatian Amerika Serikat yang mendukung pembentukan dana baru untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi dampak perubahan iklim. Meski demikian, mereka menginginkan kesepakatan yang jelas bahwa tidak ada negara yang diwajibkan membayar dana tersebut.

Selain itu, mereka mendukung seruan COP28 untuk secara bertahap menghentikan penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan CO2.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa emisi karbon Indonesia mengalami penurunan dari 1,84 gigaton setara karbon dioksida pada 2019 menjadi 1,05 gigaton pada 2020, 1,14 gigaton pada 2021, dan 1,20 gigaton pada 2022.

Selain mengikuti acara puncak COP28, Jokowi juga akan berpartisipasi dalam presidensi acara terkait transformasi sistem pangan, KTT G77 dan Cina, serta menjalani beberapa pertemuan bilateral selama kunjungannya di Dubai.

Komentar