Terus Dikembangkan Berkat E-TLE, Kakorlantas Ungkap Pelanggaran Lalin Turun 40,4%

JurnalPatroliNews, Jakarta – Kakorlantas Irjen Istiono mengatakan penerapan electronic traffic law enforcement (E-TLE) terbukti efektif dalam menekan jumlah pelanggaran lalu lintas. Istiono mengungkap pelanggaran lalu lintas menurun sekitar 40,4 persen akibat E-TLE.

“Kemudian efektivitas dengan titik tersebut dipasang E-TLE ini sangat efisien sekali, ini artinya banyak mengurangi pelanggaran. Kesadaran masyarakat akan titik itu pasti dimonitor oleh E-TLE. Biasanya orang masuk di perempatan yang dipasang E-TLE hp-nya juga ada warning ya.

Nah ini masyarakat cenderung tidak mau melanggar dan nilainya turun sampai 40,4% dan ini sangat bagus,” ujar Istiono, kepada wartawan, Jumat (29/1/2021).

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya memberikan arahan agar penegakan hukum di bidang lalu lintas yang berbasis teknologi terus diperkuat. Kini E-TLE telah diterapkan di sejumlah provinsi di antaranya Polda Metro, Polda Jatim dan Polda DIY.

“E-TLE sementara yang sudah ada ini, kita sudah uji coba kan. Kita sudah tergelar ada yang sudah operasional ada di tiga Polda. Polda jatim, Polda DKI dan Polda DIY,” ujar Istiono.

Istiono mengatakan program E-TLE ini juga rencananya terus dikembangkan ke daerah lain. Sedangkan untuk DKI Jakarta, kamera E-TLE bakal ditambah.

“Jadi Polda Metro akan ada tambahan sekitar 50. Jadi tahap pertama launching nanti ada 20 dulu yang akan kita resmikan nanti dilaunching di bulan Maret. Itu khusus speed di jalur busway dan jalur tol tentang pelanggaran kecepatan yang kita dahulukan ini di 20 titik. Berikutnya nanti titik krusial tertentu yang memang banyak pelanggaran di sana,” ujar Istiono.

Istiono mengatakan pihaknya juga terus melakukan langkah-langkah persuasif dan humanis kepada para pelanggar. Di masa pandemi COVID-19, personel Korlantas banyak menegur para pelanggar lalu lintas.

“Tapi pada masa pandemi ini ya kita juga empati pada masyarakat. Situasinya juga lagi susah, kita banyak lakukan langkah-langkah persuasif dan humanis. Jadi banyak teguran yang kita lakukan,” jelasnya.

“Sambil berjalan, sambil membangun, budaya tertib berlalu lintas saya yakin bisa bertahap. Budaya kesadaran hukum tertib berlalu lintas ini, dengan program-program yang sifatnya semi manual maupun E-TLE ini bisa dicapai,” sambungnya.

(*/lk)

Komentar