Waspadai Fakta Kampanye Ganjar-Mahfud Unggul, Kombatan: TPN Dan Koalisi Harus “fix”-kan Tim Quick Count Pembanding KPU

Dengan begitu, kata Cepi, hasil dari tim quick count TPN maupun partai dapat langsung diumumkan pada hari ‘H’ Pemilu, bersamaan pengumuman quick count versi KPU.

“Sekaligus, bisa jadi pembanding atau klarifikasi jika terjadi kecurangan maupun salah hitung pada quick count versi KPU,” imbuh Cepi, yang juga Ketua Umum Jejaring Relawan Jarwo Center Indonesia.

TANTANGAN PALING RAWAN

Menurut Cepi, tantangan paling berat yang dihadapi Ganjar-Mahfud, termasuk para kader PDIP yang jadi Calon Legislatif (Caleg) Pemilu 2024, bukan lawan kontestasi. Tapi, kata Cepi, justru ada pada Jokowi.
Sebab, menurutnya, Jokowi sebagai kader PDIP kabur mendukung partai lain, dia sangat tahu persis rahasia bagaimana mekanisme partai memenangkan dirinya maupun perolehan kursi legislatif di DPR RI.

“Sebagai kader elite partai, Jokowi paham kedalaman PDIP. Jadi, sangat mungkin membocorkan ke pihak lawan koalisi PDIP,” tandas mantan fungsionaris DPP PDI Perjuangan, yang juga berpengalaman memimpin pengerahan Kombatan jadi relawan militan pendukung Jokowi dalam dua kali Pilpres.

Cepi juga menyoroti tidak hanya Jokowi yang rawan membocorkan kelemahan dan keunggulan PDI Perjuangan. Tapi, juga Budiman Sudjatmiko dan Maruar Sirait yang juga ikut kabur dari PDI Perjuangan, dan mendukung Paslon 02.

“Mereka wajar dianggap pengkhianat oleh kader PDI Perjuang. Sebab, sangat mungkin melakukan copy paste kekuatan dan kelemahan PDIP untuk kepentingan lawan,” kata Cepi, yang jadi kader PDIP sejak masih bernama PDI, juga pelaku sejarah “Kudatuli” (tragedi 27 Juli 1996), pemberangusan kantor DPP PDI pro Mega oleh rezim Soeharto.

Lantas, Cepi membandingkan secara sarkasme dengan dunia sepak bila profesional. Kata dia, bintang bola pindah ke klub lain ada kewajiban bayar transfer mahal setara kualitas atlet. Apalagi, saat menjelang momen pertandingan.

Komentar