Covid-19: Beijing Takutkan Gelombang Kedua Setelah Temukan Puluhan Kasus Baru di Pasar

JurnalPatroliNews – Beijing mencatat 36 kasus baru virus corona yang ditularkan di dalam negeri, tatkala masyarakat mengkhawatirkan gelombang kedua Covid-19 di ibu kota China.

Tambahan 36 kasus lainnya dicatat pada Sabtu (13/06). Beijing sebelumnya tidak pernah melaporkan kasus baru dalam lebih dari 50 hari.

Wakil Perdana Menteri China, Sun Chunlan, meminta para pejabat untuk mengambil “langkah-langkah menentukan” seraya memperingatkan bahwa risiko penyebaran masih tinggi.

Pecahnya wabah ini dikaitkan dengan pasar grosir terbesar di kota itu.

Sebanyak 79 kasus positif terkait semua dengan pasar Xinfadi, sebut the Global Times.

Karantina wilayah telah diberlakukan di 11 daerah terdekat, sementara 10.000 staf pasar akan menjalani tes.

Pada Senin (15/06), 10 kawasan permukiman lainnya di sekitar pasar ditutup bagi khalayak selain warga, menurut CGTN. Tiada pengunjung atau jasa antar diperbolehkan masuk, namun warga dapat keluar-masuk.

Sekolah-sekolah dan PAUD di dekat pasar diperintahkan meliburkan para siswa dan pembukaan sekolah dasar, yang dijadwalkan berlangsung Senin (15/06), telah ditunda, sebut the Global Times.

Sejumlah laporan media setempat menyebutkan virus corona ditemukan pada talenan yang digunakan untuk membersihkan sisik dan memotong ikan salmon di pasar tersebut. Hal ini mendorong supermarket-supermarket besar di Beijing menarik ikan jenis itu dari rak-rak mereka.

Kekhawatiran gelombang kedua

Pasar Xinfadi di distrik Fengtai, barat daya kota Beijing, ditutup pada Sabtu (13/06) dini hari setelah dua orang yang baru-baru ini mengunjungi pasar dilaporkan terkena Covid-19.

Tes di pasar kemudian menunjukkan 45 orang membawa virus.

Kepala epidemiologi Pusat Pencegahan dan Penanganan Penyakit China mengatakan galur virus yang ditemukan di Beijing tidak serupa dengan tipe virus corona yang beredar di seantero China.

Potensi gelombang kedua ini mengemuka ketika kehidupan normal kembali dimulai di Beijing dan sebagian besar daratan China.

Warga China telah kembali ke tempat kerja dan para pelajar kembali ke sekolah—meski sejumlah pembatasan masih diterapkan.

“Sejalan dengan prinsip mengutamakan keselamatan masyarakat dan kesehatan, kami telah menerapkan langkah-langkah karantina untuk pasar Xinfadi dan lingkungan di sekitarnya,” kata Chu Junwei, seorang pejabat distrik, dalam rapat pengarahan.

Distrik ini kini dalam “mode darurat masa perang”, ia menambahkan.

Ratusan polisi militer telah memasuki pasar yang sekarang dikarantina. Jaringan transportasi dan sekolah terdekat telah ditutup.

Tak lama kemudian di kota Beijing semua kegiatan olahraga dibatalkan dan fasilitas-fasilitas publik utama ditutup kembali.

Wabah virus corona di China dikendalikan melalui beberapa langkah pembatasan paling ketat di dunia setelah penyakit itu dideteksi di kota Wuhan.

Lebih dari 4.600 orang di China telah kehilangan nyawa akibat virus corona; sementara di seluruh dunia 426.000 orang meninggal, menurut Universitas John Hopkins.

Pihak berwenang di China tidak yakin bagaimana pasar grosir besar Xinfandi – yang memasok 80% sayuran dan daging di kota Beijing – bisa menjadi sumber wabah virus corona baru.

Dalam beberapa bulan terakhir, strategi pemerintah Cina adalah mengisolasi seluruh kota tempat kemunculan klaster virus corona.

Langkah ini tampaknya berhasil tapi mengkarantina seluruh Beijing, pada saat ketika tampaknya virus telah dikendalikan, bukan hal yang ingin mereka lakukan dengan tergesa-gesa. (BBC Indonesia)

Komentar